Sulit Hamil karena Endometriosis

By Ipoel , Sabtu, 9 Mei 2015 | 09:00 WIB
Sulit Hamil karena Endometriosis (Ipoel )

TabloidNakita.com - Sulit hamil karena endometriosis banyak dialami pasangan. “Endometriosis adalah salah satu penyakit yang sedang ‘tren’ dan terbanyak dialami di bidang ginekologi,” ungkap dr. M. S. Nadir Chan SpOG(K), pada workshop “Advance Minimal Invasive Surgery for Endometriosis” beberapa waktu lalu di Jakarta.  Ini terjadi pada kaum hawa di dunia, termasuk Indonesia terutama pada rentang usia 20—30 tahun. Angka yang pasti memang masih sulit didapat, tapi diperkirakan mencapai 15% pada usia reproduktif tersebut. Angka ini tentunya terbilang tinggi. Hal yang lebih mengejutkan, pasien yang mengalami masalah infertilitas (gangguan kesuburan),  sekitar 70% mengalami endometriosis. Artinya banyak pasangan pasangan sulit hamil karena endometriosis.     

Sayangnya, mayoritas wanita terlambat mengetahui gangguan ini lantaran gejala endometriosis berupa nyeri dianggap sebagai nyeri haid biasa. Apalagi datang endometriosis sebulan sekali kala menstruasi.

GEJALA ENDOMETRIOSIS

Secara umum, gejala endometriosis adalah adanya rasa nyeri yang khas di daerah panggul. Nyeri ini bersifat siklik, artinya nyeri timbul saat haid. Kadar nyeri yang dialami setiap individu yang mengalami endometriosis berlainan. Pada kasus berat, individu yang tidak dalam masa haid pun sering merasa nyeri. Bahkan, gangguan nyeri sampai bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Namun, tingkat rasa nyeri tidak secara signifikan menunjukkan beratnya penyakit endometriosis. Misalnya, pada kasus endometriosis besar malah ada yang tak alami nyeri, tapi justru yang kasus endometriosis ringan terasa sangat nyeri. ”Jadi kenapa rasa nyeri yang muncul tak sama? Beberapa teori menyebutkan, ini tergantung pada kerusakan saraf nyeri. Bila kasus endometriosis ringan tapi langsung mengenai sensorik/saraf nyeri tentu terasa sangat nyeri. Tapi kalaupun berat, tapi tak mengenai saraf nyeri ya takkan terasa nyeri,” papar Nadir Chan.

Nyeri endometriosis yang timbul juga bergantung pada lokasi tumbuhnya endometriosis.  Bila endometriosis tumbuh di indung telur kiri dan membentuk kista cokelat di indung telur kiri, maka rasa nyeri terutama akan timbul di sisi kiri perut bawah. Demikian pula bila endometriosis tumbuh di daerah dekat anus, maka akan timbul rasa nyeri saat buang air besar.

SULIT HAMIL KARENA ENDOMETRIOSIS

Selain nyeri, umumnya penderita endometriosis ternyata sulit hamil. Sebab, banyak tahapan proses kehamilan terganggu atau terhambat karena endometriosis antara lain saluran tuba lengket, cairan di dalam rongga perut banyak mengandung darah,  proses pengambilan sel telur menjadi terhambat, hingga penempelan bakal janin di dalam rahim terganggu. Meskipun dicoba dengan teknologi bayi tabung, tingkat keberhasilan pasien dengan endometriosis jauh lebih rendah. ”Endometriosis dan sulit hamil membuat stresor yang sangat tinggi buat wanita. Kenapa? Karena selain nyeri, ia juga mendapatkan ’tekanan’  karena tak kunjung punya anak,” papar Herbert.  

Sayangnya,  kebanyakan pasien terlambat terdiagnosis. Ketika nyeri saat haid, mereka minum cairan pereda sakit haid dan tidak segera ke dokter untuk melakukan diagnosis dini, penyakit pun tak cepat dikenali. Kendala lain, ketika periksa ke dokter, ia tak mendapat terapi yang tepat, umumnya mendapat obat antinyeri saja. Padahal, penanganan endometriosis ini perlu diagnosis yang tepat agar mendapat terapi yang tepat.