Ketebalan Rahim Tentukan Keberhasilan Bersalin Normal Setelah Sesar

By Ipoel , Selasa, 19 Mei 2015 | 10:00 WIB
Ketebalan Rahim Tentukan Keberhasilan Bersalin Normal Setelah Sesar (Ipoel )

TabloidNakita.com - Ternyata, ketebalan rahim tentukan keberhasilan bersalin normal setelah sesar. Berikut penjelasannya. 

Beberapa literatur menekankan pentingnya mengukur ketebalan rahim di tempat bekas luka operasi terdahulu sebelum ibu berniat melahirkan normal setelah sesar. Sistematic Review tahun 2010, yang mengambil data sekitar tahun 1969—2009 dari dokter-dokter di Universitas Montreal, Canada menjelaskan, ketebalan segmen bawah rahim( SBR) bekas luka o­perasi sesar terdahulu sebaiknya di atas 3,5 mm.  Pengukuran dilakukan menjelang tanggal persalinan (kehamilan 36 minggu). Namun, sebagian dokter menyatakan rahim dengan  ketebalan  minimal 2 mm sudah cukup memenuhi syarat persalinan normal. Jadi, menurut dokter itu, dengan ketebalan 2 mm ibu memungkinkan bersalin normal setelah sesar.

Tentunya, semakin banyak riwayat pernah sesar, maka semakin kecil pula kemungkinan untuk melakukan bersalin normal setelah sesar (VBAC).

Umumnya bersalin normal setelah sesar VBAC hanya disarankan pada pasien dengan riwayat satu kali sesar. Jika lebih dari itu disarankan untuk sesar kembali pada kehamilan berikutnya, karena jaringan parut yang terbentuk dari proses penyembuhan luka sayatan di rahim akan lebih mudah robek pada pasien yang hamil dengan riwayat sesar berulang. Apalagi jika ada riwayat perlukaan rahim akibat pengangkatan tumor jinak mioma uteri ataupun riwayat rahim robek (ruptura uteri).

Karena itu, untuk bersalin normal setelah sesar (VBAC), ketebalan rahim harus berada dalam angka ideal, yaitu 4,5 mm karena memiliki 0% risiko terjadinya ruptur uteri. Ketebalan segmen bawah rahim 4,5 mm dianggap aman menahan beban kontraksi rahim yang terjadi dalam proses bersalin normal setelah sesar (VBAC).  Namun,  angka ketebalan rahim tersebut masih menjadi perdebatan, karena ada penelitian lain yang menyatakan ketebalan rahim di atas 2,5 mm cukup, tetapi ada pula yang menyatakan harus  di atas 3,5 mm. Idealnya semakin tebal rahim tentu semakin aman.  Asal tahu saja, proses persalinan akan menyebabkan penipisan segmen bawah rahim. Kalau sebelum persalinan saja sudah tipis, maka risiko terjadinya robekan lebih besar.