Metode Gendong Kanguru Selamatkan Bayi Kecil

By Ajeng , Rabu, 11 November 2015 | 03:00 WIB
Metode Gendong Kanguru Selamatkan Bayi Kecil (Ajeng )

Tabloid-nakita.com - Meski dinamakan metode kanguru, tetapi metode ini bukan berasal dari Australia dimana hewan kanguru berasal, melainkan dari Bogota, Kolombia yang ditemukan dan dikembangkan oleh Dr. Héctor Martínez Gómez dan Dr. Edgar Rey. Awalnya, 1979, kedua dokter tersebut menemukan kasus kematian yang sangat tinggi di Bogota lantaran bayi lahir tidak cukup bulan, sehingga mengalami BBLR dan harus mendapatkan perlakuan khusus agar ia dapat bertahan hidup. Namun, minimnya pengetahuan masyarakat akan kehamilan karena tingkat pendidikan yang rendah, status ekonomi rendah, dan pengetahuan kesehatan bayi baru lahir yang rendah pula, maka hal ini menjadi terabaikan. Akibatnya, sebagian besar bayi dengan BBLR itu pun tidak terselamatkan. Hector dan Edgar lantas berusaha menyelamatkan bayi-bayi baru lahir tersebut. Awalnya, terpikir menggunakan inkubator supaya lingkungan bayi tetap hangat seperti berada di dalam rahim. Masalahnya, harga inkubator sangat mahal sementara kasus bayi dengan BBLR sangat banyak, sehingga sulit sekali memenuhi kebutuhan inkubator untuk setiap bayi. Hector dan Edgar pun melakukan riset dan penelitian, sehingga akhirnya lahirlah metode gendong/peluk kanguru yang alami, mudah, murah, dan lebih efektif ketimbang inkubator buatan.Penemuan ini muncul setelah mencermati hewan kanguru. Ternyata, setelah dicermati setiap kanguru melahirkan anak prematur alias lahir tidak cukup bulan, sehingga ibu kanguru tak bisa langsung melepas bayinya ke lingkungan luar. Nah, agar bayi kanguru ini bisa berkembang dengan baik, maka ia harus berada di lingkungan yang tepat yakni di dalam kantung kanguru. Kondisi kantung kanguru hangat, menyesuaikan dengan kondisi bayi kanguru. Jika suhu bayi kanguru sudah meningkat, maka suhu di dalam kantung akan menurun atau menyesuaikan dengan sendirinya. Di dalam kantung pun terletak payudara kanguru, sehingga bayi kanguru bisa mengisapnya tanpa harus keluar kantung. Dari apa yang dilakukan oleh ibu kanguru kepada bayinya, kemudian oleh Hector dan Edgar dicobakan ke bayi-bayi BBLR di Bogota. Hasilnya sangat menggembirakan, banyak bayi yang pertumbuhan BB-nya cepat, kondisinya bagus, terselamatkan, dan tumbuh dengan baik. Angka kematian bayi baru lahir di Bogota pun bisa ditekan. Keberhasilan ini kemudian diterapkan di negara lain, terutama negara berkembang yang fasilitas kesehatannya masih minim.  Dokter Edward Surdjono, Sp.A., dari RSAB Grha Kedoya pun memiliki pengalaman yang sama dengan Hector dan Edgar. Ia pernah beberapa kali merawat bayi BBLR dengan berat sekitar 1.700 g. Sebelum mengenal metode ini, bayi tersebut dimasukkan ke dalam inkubator. “Saat awal dimasukkan ke dalam inkubator berat badannya sempat turun, lalu butuh waktu hingga hampir 14 hari supaya BB-nya naik hingga 2.500 g,” jelas Edward. Namun ketika ia menggunakan metode kanguru, dalam waktu 3—4 hari BB si bayi sudah naik dan tak butuh waktu terlalu lama hingga BB-nya mencapai 2.500 g. Nah, seperti apa dan bagaimana melakukan metode gendong kanguru ini, silakan simak penjelasan Edward berikut ini.

Apa Keuntungan Metode Kanguru?

1. Skin to skin contact.Ketika melakukan metode ini akan terjadi skin to skin contact atau sentuhan kulit antara ibu/ayah dengan bayi. Tubuh ibu/ayah akan menyalurkan kehangatan pada tubuh bayi, sehingga bayi akan merasa nyaman. Kenyamanan inilah yang dibutuhkan bayi untuk bertahan dan mendukung pertumbuhan BB-nya lebih cepat. Selain nyaman, bayi pun merasa aman, terlindungi, dicintai, yang membuat pertumbuhannya menjadi jauh lebih baik.2. Menyukseskan ASI eksklusif.Metode ini pun memberikan kelekatan antara ibu dan bayi. Kelekatan inilah yang semakin menguatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Apalagi ASI merupakan makanan terbaik dan sangat aman buat bayi baru lahir. Dengan begitu, pemberian ASI eksklusif akan berjalan lebih sukses. 3. Menghindari apneu prematurity.Saat bernapas, dada ibu/ayah naik turun. Bayi yang diletakkan di dada akan mengikuti iramanya. Hal ini menjadi semacam gerakan vibrasi, sehingga mengingatkan bayi untuk terus bernapas. Banyak bayi lahir dengan BBLR suka lupa bernapas, sehingga kerap mengalami apneu prematurity (berhenti napas) yang mengancam nyawanya.4. Menyesuaikan kebutuhan bayi.Dada ibu/ayah merupakan inkubator alamiah yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Jika suhu bayi masih rendah maka suhu tubuh ibu/ayah meningkat. Jika suhu tubuh bayi sudah naik, maka suhu ibu/ayah menurun. Sementara produk inkubator buatan umumnya suhunya tetap karena tidak bisa mendeteksi, apakah suhu tubuh bayi sudah meningkat atau malah turun.

Irfan Hasuki