Apa yang Mama rasakan ketika si kecil tersenyum atau tertawa pada Mama? Wow... pasti rasa penuh cinta yang meluap-luap. Bayi Mama sudah bisa tertawa, pasti ada kebanggaan bahwa si kecil sangat pintar dan lucu.
Tetapi apa sih yang menyebabkan bayi sering tersenyum pada orang lain? Apakah karena ia sedang senang, atau sedang menunjukkan kepribadiannya? Para peneliti di University of California di San Diego punya pendapat yang pasti tidak akan Mama duga selama ini.
Menurut penelitian mereka yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, bayi sering tersenyum karena sedang berusaha membuat siapa pun yang sedang berinteraksi dengan mereka tersenyum kembali. Hal itu bahkan bisa mereka lakukan dengan upaya sesedikit mungkin.
"Dulu saya sering menduga apakah putri saya mencoba berkomunikasi dengan saya ketika ia masih bayi dan tersenyum," ujar ketua penelitian dari universitas tersebut pada San Diego Union-Tribune. "Mungkin itu bukan hanya angan-angan kosong saya saja. Bayi ternyata sangat berorientasi pada tujuan." Begitu bayi berusia 4 bulan, baik ibu dan bayi membuat senyum dengan tujuan tertentu. Dalam studi ini, para ibu secara konsisten berusaha memaksimalkan waktu yang mereka gunakan saat tersenyum, sedangkan bayi mencoba mendapatkan senyum ibunya sesering mungkin. Bayi secara menakjubkan bisa mengatur kapan harus tersenyum sehingga mendapatkan senyum balasan dari ibunya.
Sebelumnya, para peneliti mengobservasi interaksi tatap muka dari 13 ibu dan bayi mereka yang berusia antara 4-17 minggu. Ternyata, 11 dari 13 bayi menunjukkan tanda-tanda senyum yang disengaja.
Kesimpulan lalu didapatkan setelah mengoperasikan robot yang diprogram untuk bertindak seperti bayi, yaitu bahwa bayi bisa membaca ekspresi wajah sang ibu dan tersenyum pada waktu yang tepat. Untuk menguji penemuan mereka, robot itu berinteraksi dengan mahasiswa UC San Diego selama masing-masing 3 menit. Robot itu dirancang untuk membalas senyuman setiap kali seorang mahasiswa tersenyum.
Peneliti mengamati bagaimana para mahasiswa bereaksi terhadap robot bayi, dan mereka mendapati bahwa hasilnya sama dengan hasil observasi mereka terhadap interaksi ibu dan bayi sebelumnya. Ternyata, mahasiswa akan bertindak seperti ibu ketika bayinya tersenyum. Dan, jika bayi berhenti tersenyum sama sekali, ibu mereka pun pada akhirnya akan berhenti tersenyum.
"Jika Anda pernah berinteraksi dengan bayi, Anda menduga bahwa mereka punya tujuan tertentu ketika mereka tersenyum," ujar Javier Movellan, salah satu penulis studi dari Machine Perception Laboratory di University of California. “Faktanya, mereka tidak sekadar tersenyum."
Meskipun demikian, peneliti menegaskan bahwa mereka tidak tahu apakah bayi itu sadar ketika sedang tersenyum. Selain itu, kalau bayi ingin ibu mereka sering-sering tersenyum, bukankah bayi seharusnya tidak perlu memancing dengan senyuman jika ibu mereka sudah memberikan senyumannya?
(Newser)