Dampak Negatif Dot Bagi Bayi

By Puri, Senin, 7 September 2015 | 02:00 WIB
Dampak Negatif Dot Bagi Bayi (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Dot seringkali menjadi pilihan Ibu sebagai pengganti puting susu. Bentuknya yang mungil dan mudah digenggam menjadi serta terbuat dari karet membuatnya dijadikan andalan untuk memberikan ASI perah (ASIP). Akan tetapi, menurut Inna Banani dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengungkapkan bahwa pemberian dot sebaiknya dihindari. "Pemberian ASIP melalui dot tidak disarankan karena ternyata dot memiliki efek jangka panjang yang buruk untuk anak," ungkap Inna.Selain itu, apa saja dampak negatif dot untuk bayi?1. InfeksiWalaupun karet dot dapat meminimalisasi ASIP tumpah, tetapi dot tetap memiliki risiko tumpah. Contohnya saat bayi sudah kenyang namun tetap dipaksa minum. Tumpahan ASI akan mengalir ke pipi, hindung serta telinga. Kondisi tersebut dapat membuat bayi mengalami infeksi saluran pernapasan dan radang telinga.2. Bingung putingIni yang perlu diwaspadai, bentuk dot yang mirip puting dapat membuat bayi menjadi terbiasa minum dari dot dibandingkan puting payudara Ibu. Dot memiliki cara kerja yang memudahkan bayi mendapatkan susu tanpa harus mengisap atau menyedot karetnya. Ketika botolnya mulai dimiringkan, secara otomatis dot akan mengeluarkan susu ke mulut bayi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan dot.3. Gangguan pertumbuhan gigiPenggunaan dot dalam jangka waktu yang lama ternyata dapat membuat struktur gigi bayi menjadi tak normal. Hal itu karena, bayi harus menggigit dan menahan dot agar tak jatuh. Selain itu, penggunaan dot pada bayi juga akan membuat rahang atas gigi bayi menjadi terlalu maju atau rahang bawah yang mundur.4. Hambatan berbicaraMenyusui ternyata dapat melatih kemampuan otot motorik bayi. Karena saat menyusu pada payudara, bayi harus berusaha untuk mendapatkan susu sehingga rongga mulutnya akan berkontraksi dan selalu bergerak. Nah, jika bayi sudah terbiasa menggunakan dot atau ketika ia selalu mendapatkan ASIP tanpa perlu menggerakkan mulutnya, maka akan membuat otot rahangnya menjadi kaku dan menghambat kemampuan bicaranya. (PR)