Bayi Tidak Merangkak, Normalkah?

By Puri, Rabu, 26 Agustus 2015 | 02:00 WIB
Bayi Tidak Merangkak, Normalkah? (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Bayi merangkak dianggap sebagai fase penting karena dengan merangkak bayi secara refleks belajar mengontrol tubuhnya sebelum dia berdiri dan berjalan. Namun, bagaimana jika bayi tidak merangkak atau melewati fase ini?Apakah si kecil saat berusia 7 bulan? Coba perhatikan kemampuan-kemampuan baru yang ia miliki. Ya, setelah bayi bisa duduk, umumnya ia akan merangkak. Soal usia merangkak, enggak harus selalu pas di usia  7 bulan, kok. Masih dianggap wajar bila keterampilan ini baru dikuasai bayi saat 10 bulan.Tetapi, bagaimana kalau si kecil sudah melewati usia itu dan bayi tidak merangkak? Dr. dr. Najib Advani SpA(K). MMed (Paed), mengakui banyak perdebatan soal perlu tidaknya fase ini dilalui bayi. Namun menurut dokter anak dari Departeman Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM ini, orangtua tidak perlu stres dan khawatir bila bayinya tidak melewati fase merangkak karena si kecil tetap akan tumbuh baik-baik saja.“Memang banyak perdebatan kalau bayi tidak merangkak otaknya tidak berkembang, otaknya bisa begini dan begitu. Tetapi itu masih kontroversi. Merangkak memang ada manfaatnya untuk perkembangan otot. Aktivitas ini juga dapat menstimulasi otak kiri dan kanan sehingga dapat merangsang perkembangan otak bayi. Tapi bayi yang tidak merangkak pun tidak masalah, otaknya tetap akan berkembang. Jadi, orangtua tidak perlu merasa bersalah dan cemas,” ujar Najib menenangkan.Namun Najib menyarankan agar orangtua tetap mencari penyebab bayinya tidak merangkak dengan mengonsultasikannya pada dokter. “Belum ada bukti ilmiah bahwa tidak merangkak akan menyebabkan kelainan pada anak. Tapi perlu diketahui, terlewatinya keterampilan merangkak ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti bayi mengalami kurang darah, memiliki penyakit jantung bawaan, ada kelainan otak, atau kelainan otot. Bayi-bayi dengan celebral palsy  juga tidak merangkak sebab duduk saja juga tidak bisa,” ujar Najib.Penyebab umum lainnya adalah kurangnya stimulasi dan penggunaan baby walker. Karena terbiasa duduk nyaman di baby walker, bayi jadi tidak terdorong untuk merangkak. Sering pula terjadi kesalahpahaman pada orangtua. Si kecil dianggap tidak merangkak padahal ia mengesot. “Padahal tidak apa-apa jika bayi idak merangkak lalu mengesot. Mengesot hanya variasi merangkak hanya beda posisi saja,” terang Najib. Yang perlu diketahui, kemampuan merangkak biasanya diawali dengan merayap.  Pada saat itu, bayi akan menggunakan kedua tangan dan lututnya bergerak seperti hewan berkaki empat berjalan. Gerakannya menyilang (kontra lateral) di mana tangan kiri maju dan kaki kanan maju.