Hati-hati Antibiotik Sebabkan Komplikasi Pencernaan Pada Bayi

By Puri, Minggu, 26 Juli 2015 | 04:00 WIB
Hati-hati Antibiotik Sebabkan Komplikasi Pencernaan Pada Bayi (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Antibiotik adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri. Setiap antibiotik ada indikasi dan ada dosisnya. Selain itu memang ada jenis-jenis antibiotik yang aman untuk bayi, bahkan bayi prematur sekalipun. Namun ada yang tidak dapat diberikan pada bayi. Pemberian antibiotik sesuai indikasi, sesuai dosis, dan sesuai cara pemberian, pada umumnya tidak akan jadi masalah, justru pemberian antibiotik pada bayi menjadi penyelamat.Namun seperti halnya semua jenis obat, setiap obat memiliki risiko reaksi simpang, baik yang ringan maupun berat. Maksud reaksi simpang di sini adalah reaksi yang tidak diinginkan dan bila timbul maka sebaiknya obat antibiotik tidak diteruskan atau diganti dengan jenis lain.Nah, bila sejak usia dini sering diberi antibiotik, bayi bisa berisiko menderita gangguan pencernaan pilorus stenosis, demikian menurut riset Uniformed Services University of the Health Sciences, Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.Studi ini menegaskan kaitan antara penggunaan antibiotik jenis erythromycin dengan risiko pilorus stenosis pada bayi, sekaligus hubungan pemberian antibiotik jenis azithromycin dengan meningkatnya risiko pilorus stenosis pada bayi berusia di bawah 6 minggu.    Kaitannya sangat kuat jika paparan antibiotik terjadi dalam kurun waktu dua minggu pertama kehidupan bayi dan akan bertahan terus, meski kadarnya akan berkurang, saat bayi berusia 2 hingga 6 minggu, demikian laporan yang dimuat di jurnal Pediatrics.Menurut Dr. Clay Jones, dokter anak yang khusus menangani bayi baru lahir di Newton-Wellesley Hospital, Massachusetts, sebenarnya pilorus stenosis bukan termasuk gangguan yang berbahaya dan bisa ditangani oleh ahli. “Namun, sebaiknya gangguan ini terdiagnosis sejak dini dan segera diatasi agar tidak berisiko besar bagi bayi,” anjur Jones.Pada kasus bayi yang mengalami infeksi bakteri, namun tidak mendapat terapi antibiotika secara tepat, justru dapat menjadi berbahaya karena infeksi menjadi semakin luas dan penyakit semakin berat. Sebaliknya, pada kasus bayi yang tidak mengalami infeksi bakteri, misal infeksi virus atau sakit karena alergi, maka pemberian antibiotik tidak bermanfaat dan bahkan dapat menyebabkan semakin banyaknya bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik tersebut.