Kapan Bayi Perlu Dibawa ke Dokter?

By Ipoel , Rabu, 13 Mei 2015 | 02:00 WIB
Kapan Bayi Perlu Dibawa ke Dokter? (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Bagi orangtua yang baru memiliki momongan, belajarlah untuk memahami sifat dan perilaku si kecil yang masih bayi karena kebiasaan setiap bayi itu bervariasi. “Bila Mama Papa melihat gejala di luar kebiasaan si bayi, curigai ada indikasi penyakit tertentu. Tanda utama bayi sakit  adalah ketika si bayi berperilaku di luar kebiasaannya,” jelas Arum.

                Menurut Arum, setiap orangtua pun perlu belajar bersikap tenang menghadapi dan menangani bayinya yang sakit. “Berpikirlah jernih karena pada kondisi darurat dituntut kesigapan orangtua.”

 

CARILAH INFORMASI TAMBAHAN

Hal penting lain terkait bayi sakit ini adalah Mama Papa perlu mengenali penyakit si kecil. Carilah pengetahuan tambahan dari berbagai sumber, buku, majalah, tabloid, searching internet, diskusi online, atau sharing pengalaman sesama orangtua mengenai penyakit yang mungkin diderita bayi. Dengan memiliki pengetahuan itu, Mama Papa bisa membedakan apakah gejala yang dialami si kecil termasuk kategori penyakit berat atau tidak. Sehingga tahu kapan bayi perlu dibawa ke dokter atau ia hanya perlu mendapatkan perawatan di rumah.

                Jika bayi mengalami kejang, sesak napas, dan kesadarannya menurun, segeralah bawa ke dokter atau layanan kesehatan terdekat. Namun untuk gejala penyakitnya (tidak berat), seperti demam yang tidak tinggi, batuk pilek, Mama Papa bisa kok mengatasinya sendiri dulu dengan obat atau tindakan awal lainnya sebelum membawa bayi ke dokter. Jika penanganan itu tak memperlihatkan perubahan, barulah kondisi si kecil dikonsultasikan pada dokter.

MENANGIS TERUS

Memahami bayi yang sakit itu tak mudah karena setiap penyakit akan memberikan gejala yang berbeda-beda. Namun berikut beberapa patokan umum tanda-tanda  bayi sedang sakit:

 1.       Menangis

Salah satu cara mengenali perilaku bayi yang sakit adalah dari tangisannya. Tangisan merupakan bentuk komunikasi bayi pada  orang-orang di sekitarnya. Melalui lengkingan/rengekan/rintihannya, ia berusaha “mengatakan” apa yang diinginkan/dirasakannya. Sayangnya suara tangisan ini justru sering membuat bingung Mama Papa apakah bayi “hanya” sedang lapar, mengantuk, atau benar-benar sedang sakit. Menurut  Arum, tangisan bayi yang sedang sakit biasanya akan disertai dengan rintihan, sesak napas atau napas cepat, bayi tidak mau menyusu, atau tampak di mulut tampak tanda kebiruan terutama ketika menangis. 

2.       Demam

Tindakan awal, cobalah ukur suhu badan si kecil dengan termometer terlebih dulu sebelum dibawa ke dokter. Ketahuilah, suhu normal bayi adalah 36,6˚ hingga 37,5˚C. Bila lebih atau kurang dari suhu tersebut, itu pertanda ada gejala tidak normal. Bayi yang mengalami demam ringan dapat diatasi terlebih dulu dengan menambah frekuensi menyusu atau memberikan kompres air hangat. Namun perlu diwaspadai saat bayi masih kurang dari 3 bulan mengalami  demam 38˚ C. Pada kondisi ini bayi perlu dibawa ke dokter.