Boleh Tidak ya Memanjakan Bayi?

By Santi Hartono, Jumat, 8 Mei 2015 | 07:00 WIB
Boleh Tidak ya Memanjakan Bayi? (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com – Siapa yang tidak merasa ringan untuk menggendong bayi mungil yang menggemaskan? Mama, Papa, Nenek, Kakek, tetangga, semua orang akan merasa senang menggendong si kecil Mama yang lucu dan imut-imut. Meski begitu, ada kalanya Mama merasa khawatir apakah Mama sudah terlalu memanjakan si kecil atau tidak? Boleh tidak ya memanjakan bayi? Apakah Mama harus merasa khawatir karena sudah memanjakan bayi Mama?

    Jawabannya, tidak. Bayi-bayi yang masih muda masih belum bisa memahami konsep manja. Bayi Mama membutuhkan semua perhatian dan kasih sayang yang bisa Mama curahkan. Abaikan peringatan kerabat yang bermaksud baik yang menganggap bayi sudah butuh belajar soal kemandirian. Alih-alih, dengarkanlah insting keibuan Mama—suara hati yang berbisik lembut dan menyarankan Mama untuk selalu menyamankan si kecil saat ia menangis.

    “Anak-anak yang dimanja” belajar untuk menggunakan perilaku buruk untuk mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan. Tapi bayi Mama masih terlalu muda untuk secara sengaja memanipulasi atau membuat Mama jengkel. Ia menangis untuk memberitahu apa yang ia butuhkan, mungkin karena ia butuh camilan, popok kering, atau pelukan hangat dari Mama dan Papa. Ketika Mama merespon kebutuhan itu dengan cepat, Mama tengah memupuk rasa harga dirinya. Selain itu, Mama juga tengah membangun pondasi jalinan kepercayaan antara Mama dan si kecil yang akan terus berlangsung hingga bertahun-tahun.  

    Jika Mama memberikan si kecil perhatian dengan segera, dia akan merasa lebih terlindungi dan lebih sedikit khawatir, memberikan ia keberanian untuk mengeksplorasi dunianya sendiri. Dan setelah ia mengerti bahwa Mama menanggapi tangisannya dengan serius, dia cenderung untuk tidak menangis jika tidak ada alasan di baliknya. Seiring waktu, hal itu akan membuat si kecil tidak terlalu takut terpisah dari Mama dan tidak terlalu menuntut. 

    Saat bayi Mama berumur 6 sampai 8 bulan, dia akan mulai memerhatikan hubungan sebab akibat—misalnya, dia akan tahu kalau mangkuknya akan jatuh jika ia mendorongnya dari kursi makannya. Dia juga akan mulai melihat hubungan langsung antara apa yang ia lakukan dan respon Mama. Di titik ini Mama boleh menetapkan sejumlah batasan. Jika bayi Mama mulai menangis untuk mendapatkan apa yang tidak ia butuhkan, bertahanlah dan peluk ia saat ia mulai tenang. Demikian pula, beri si kecil pelukan dan pujian saat ia berperilaku baik dan secara lembut alihkan ia ke aktivitas lain saat ia melakukan sesuatu yang berbahaya.