Agar Tetap Harmonis Usai Punya Bayi, Pahami Peran Tiap Pasangan

By Ipoel , Minggu, 13 September 2015 | 22:00 WIB
Agar Tetap Harmonis Usai Punya Bayi, Pahami Peran Tiap Pasangan (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Orangtua mana yang tidak akan luluh melihat wajah polos dari anak mereka yang baru dilahirkan. Tapi  hati-hati, kepolosan itu nantinya juga memiliki ‘kekuatan’ untuk membuat  Anda dan pasangan sering cek-cok, kurang tidur, atau bahkan jarang berhubungan intim. Salah satu tipnya pahami peran dan tugas masing-masing agar tetap harmonis usai punya bayi.

Pria dan perempuan memiliki respon yang berbeda berkaitan dengan peran mereka menjadi orang tua. Ketika perempuan mengetahui bahwa mereka hamil, maka tombol ‘ibu’ dalam dirinya akan menyala dan prioritas dalam hidupnya bergeser menjadi menjaga dan merawat si bayi. Pada pria ‘ikatan’ dengan si bayi akan terjadi sedikit lebih lambat. Insting mereka adalah menyediakan segala hal yang diperlukan sang bayi. Tekanan finansial untuk mendukung anak inilah yang sering membuat para calon ayah panik dan stres. Karena itu, diharapkan setiap pasangan menyadari bahwa reaksi pasangan Anda adalah sesuatu yang normal. Secara alami, respon ini juga berlaku pada rumah tangga yang memiliki penghasilan ganda. Namun pada pasangan dua-duanya bekerja, masalah pembagian jadwal merawat anak menjadi hal yang tidak begitu memberikan masalah, sebab kedua orang tua berharap memiliki tanggung jawab terhadap anak mereka saat malam hari. Biasanya ini ditimbulkan oleh rasa bersalah kedua orang tua telah bekerja sepanjang hari.

Untuk ibu (terutama ibu rumah tangga)  yang merasa suami mereka tidak mengerti seberapa berat merawat si bayi sendirian di rumah, para ahli menyarankan untuk memberikan pelatihan akhi pekan kepada pasangannya. Ibu diminta untuk pergi sejenak dan biarkan ayah menjaga si kecil. Pelatihan ini akan memberikan 2 manfaat. Pertama, Anda akan mendapatkan waktu jeda untuk mengisi kembali ‘baterai’ Anda. Kedua, suami akan mengerti betapa beratnya menjaga anak. Jangan biarkan pasangan menggunakan babysitter atau ibu/mertua Anda untuk membantu suami. Hasilnya, ketika Anda kembali ke rumah, pasangan akan lebih menghargai dan membantu Anda.

Jangan menjadi ibu yang terlalu dominan. Jika Anda berpikir hanya Anda lah yang paling tahu bagaimana merawat bayi dan menghalangi pasangan untuk membantu, maka Anda akan merampas tanggung jawab Anda dan suami dalam membesarkan si kecil. Keuntungan dan kesenangan dalam merawat si kecil baru bisa dirasakan jika Anda bisa bekerja sama dengan baik bersama suami.