Tabloid-nakita.com – Pernahkah Mama mendengar saran untuk membiarkan bayi Mama menangis agar paru-parunya lebih kuat? Apakah hal itu benar adanya? Selain itu benarkah bayi laki-laki cenderung lebih sering menangis ketimbang bayi perempuan?
Menurut sejumlah pakar menangis tidak menguatkan paru-paru bayi, bahkan tidak memiliki pengaruh apapun terhadap organ tubuhnya tersebut. Bayi menangis karena suatu sebab, meski terkadang sulit bagi Mama dan Papa untuk menemukan penyebab pasti si kecil menangis. Bayi Mama mungkin saja tengah merasa lapar, lelah, basah, atau mendapatkan stimulasi yang berlebihan dan karenanya butuh diberi ketenangan, rasa nyaman, atau cukup diberi ASI.
Menangis tidak punya manfaat apapun bagi bayi, baik secara fisik maupun emosional, dan hal itu juga tidak akan mengajarkan mereka untuk tidak menangis lagi. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tangisannya direspons, 70% di antaranya akan lebih sedikit menangis ketimbang bayi yang tangisannya tidak dipedulikan. Jadi jelaskan bahwa menangis tidak menguatkan paru-paru bayi.
Selain itu tidak ada bukti bahwa bayi laki-laki akan lebih sering menangis ketimbang bayi perempuan. Tangisan umum dilakukan bayi perempuan dan laki-laki, bayi sulung maupun bayi tengah atau bungsu, bayi yang diberi ASI maupun tidak. Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa ada bayi yang cenderung lebih sering menangis ketimbang yang lain, meski ada banyak teori yang membahas hal itu.
Meski begitu ada satu faktor risiko yang sudah terbukti membuat bayi lebih sering menangis: Jika Mama merokok di sepanjang atau di akhir kehamilan, bayi Mama akan lebih banyak menangis dan risikonya terkena kolik meningkat secara signifikan. Jika Mama perokok dan sulit berhenti, prospek menangani bayi yang sulit ditenangkan mungkin bisa memberi Mama penguat untuk berpisah dari rokok sementara waktu, atau bahkan selamanya.