Mitos Seputar Tidur Bersama Bayi

By Ipoel , Kamis, 23 April 2015 | 11:00 WIB
Mitos Seputar Tidur Bersama Bayi (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Apakah Anda boleh mengajak si kecil untuk tidur bersama? Beberapa orang tua akan mengatakan ‘Tidak!”. Tapi sisanya akan tetap melakukannya. Ketimbang mempercayai hal yang masih simpang siur, lebih baik menguak beberapa mitos seputar tidur bersama bayi atau co-sleeping di bawah ini:

Mitos #1 Co-sleeping selalu berbahaya.

Ketakutan utama untuk para orang tua melakukan co-sleeping adalah risiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Namun, pasti selalu ada cara untuk membuat aktivitas tidur ini menjadi aman untuk dilakukan. Co-sleeping memiliki arti yang beragam, dan tidak hanya berarti Anda harus berbagi ranjang bersama si kecil saja. Menidurkan bayi di kamar yang sama atau menempelkan boks bayi di samping ranjang Anda juga bisa diperhitungkan sebagai co-sleeping.

Keuntungan dari tidur bersama bayi adalah Anda bisa benar-benar memberikan perlindungan maksimal pada si kecil. Sebab bayi atau balita sering memberikan sinyal pada Anda untuk merespon. Selain itu, tidur di samping bayi bantu Anda menjaga kestabilan pernapasan si kecil.

Mitos #2 Tidak ada teman Anda yang melakukannya.

Lebih dari 80% ibu yang menyusui akan tidur bersama bayinya, dan itu menandakan mayoritas orang tua melakukan co-sleeping. Jadi ketika Anda melakukannya, berarti Anda tidak sendiri.

Mitos #3 Bayi yang diajak tidur bersama akan menjadi manja.

Tidur di samping ibu bukanlah masalah menjadi manja atau tidak, karena ini tentang kebutuhan biologis saja. Bayi akan lebih tenang ketika mereka tahu ada ibu di samping mereka, apakah dengan tidur bersama atau hanya memegang mereka. Bayi memang diciptakan untuk tergantung pada ibu mereka, dan hal ini sangat penting bagi perkembangan mereka.

Mitos #4 Bayi tidak akan pernah belajar mandiri jika Anda terus melakukan co-sleeping.

Sebuah studi menemukan bayi yang tidur bersama orang tuanya bertumbuh menjadi anak yang tidak mudah takut dan lebih mandiri ketimbang bayi-bayi lain yang tidak tidur bersama orang tua mereka. Sejak usia dini, kita diminta untuk ‘mempersenjatai’ anak dengan dukungan yang mereka perlukan untuk bisa menjadi mandiri. Co-sleeping dengan ibu bisa memberikan dukungan yang bayi butuhkan. Si kecil akan merespon suara, gerakan dan reaksi yang si ibu berikan.

Mitos #5 Tidur bersama si kecil akan ‘membunuh’ kemesraan Anda bersama pasangan.

Membiarkan anak tidur bersama bukanlah satu-satunya alasan pengganggu hubungan pernikahan dan perusakan keintiman Anda bersama pasangan. Tidak ada data yang mendukung fakta bahwa co-sleeping bersama anak akan mengganggu hubungan Anda bersama pasangan. Co-sleeping merupakan kesepakatan yang disetujui bersama sebelum si kecil ada. Biasanya, para orang tua yang tidur bersama si kecil akan menjadi lebih kreatif menentukan dimana dan kapan mereka akan melakukan hubungan intim, dan ini malah akan membuat intimasi Anda dan pasangan semakin baik dan menyenangkan.

Mitos #6 Anak perlu tidur sendiri di malam hari.

Sebenarnya, kamar yang terlalu sunyi tidak akan menciptakan kualitas tidur yang baik. Bayi membutuhkan perbedaan sensorik. Mereka butuh mendengar dan bereaksi dengan Anda atau pasangan. Dengan menaruh bayi sendirian di dalam kamar tidak akan membantu bayi belajar, bertumbuh dan berkembang pada perbedaan sensorik. Ketika bayi pertama kali memasuki dunia, mereka akan belajar membangun hubungan dengan ibu, orang tua atau pengasuh mereka. Si kecil akan bergantung pada orang-orang ini untuk membantu mereka belajar bereaksi. (AA)