Tabloid-nakita.com – Pernah mendengar komentar berikut: “Ibu menyusui jangan makan makanan yang terlalu pedas atau terlalu berbumbu! Kasihan bayinya”? Apakah hal itu bisa diikuti? Benarkah ada pantangan makan untuk Ibu menyusui? Dan benarkah makanan yang Ibu santap juga bisa ikut dirasakan si kecil? Jika benar, apa yang sebaiknya dilakukan?
Beberapa Ibu yang menyusui anaknya menyatakan bahwa mereka tetap bisa memakan apa pun yang mereka inginkan. Meski benar sejumlah makanan yang sangat kaya bumbu dapat mengubah rasa ASI Ibu, tapi kebanyakan bayi tampaknya menikmati variasi rasa dari ASI Ibu! Secara umum, rasa dominan dari makanan yang Ibu santap—apakah itu kecap atau sambal—ikut terkandung dalam cairan ketuban saat Ibu hamil. Janin menelan cukup banyak cairan ketuban sebelum lahir sehingga ketika mereka merasakan rasa itu lagi di ASI, mereka sudah terbiasa dengannya.
Adakalanya seorang bayi menjadi rewel karena rasa di ASI atau menjadi kembung setelah Ibu makan makanan tertentu. Jika Ibu bisa melihat polanya, hindarilah makanan tersebut selama beberapa hari. Untuk mengecek apakah memang benar makanan itu yang menjadi biang keroknya, perkenalkan makanan itu sekali lagi untuk melihat apakah efek yang ditimbulkan sama. Para Ibu melaporkan bahwa bayi paling merasa keberatan dengan coklat, bumbu (kayu manis, bawang putih, kari, merica); keluarga jeruk dan jusnya, seperti jeruk, jeruk limau, jeruk nipis, dan jeruk bali; stroberi, kiwi, nanas, dan sayuran yang mengandung gas (bawang, kubis, bawang putih, kembang kol, brokoli, mentimun, dan paprika); serta buah-buahan yang memiliki efek laksatif, misalnya ceri.
Secangkir-dua cangkir kopi per hari masih bisa diterima, tapi terlalu banyak kafein bisa mengganggu tidur bayi Ibu dan membuatnya rewel. Ingatlah bahwa kafein juga bisa ditemukan di beberapa minuman bersoda, teh, dan obat-obatan yang dijual bebas. Jadi kafein yang terlalu banyak sebaiknya dijadikan pantangan makan untuk Ibu menyusui.
Jika bayi Ibu menunjukkan sejumlah gejala alergi (seperti eksim, rewel, susah BAB, atau diare), perhatikan benda-benda yang rutin memaparnya, seperti sabun, jamur, atau makanan yang ia makan sendiri. Alergi juga bisa timbul dari makanan yang Ibu makan yang masuk ke dalam sistem tubuhnya melalui ASI. Selidikilah dengan cermat untuk mencari tahu secara pasti apa yang membuat anak Ibu sangat sensitif.
Jika Ibu menganggap bahwa sesuatu yang Ibu makanlah yang menyebabkan masalah pada bayi Ibu, cobalah untuk mengingat makanan yang Ibu makan antara dua sampai enam jam sebelum menyusui. Tersangka utamanya biasanya mencakup produk susu sapi, kedelai, gandum, telur, kacang-kacangan, dan jagung.
Bicarakan dengan dokter anak Ibu sebelum Ibu menghilangkan salah satu jenis makanan dari menu Ibu. Jika menghindari makanan dapat membuat menu makan Ibu tidak seimbang (misalnya, jika Ibu menghilangkan semua produk olahan susu), Ibu mungkin perlu berkonsultasi dengan ahli gizi untuk meminta saran soal makanan pengganti atau suplemen gizi. Teruslah mengonsumsi vitamin yang Ibu gunakan saat hamil selama bayi Ibu hanya meminum ASI untuk menutupi kekurangan yang mungkin Ibu alami.