Kebiasaan Tidur Bayi (2)

By Santi Hartono, Selasa, 6 Oktober 2015 | 01:00 WIB
Kebiasaan Tidur Bayi (2) (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com – Bayi yang tengah terlelap bisa menjadi pemandangan yang membuat hati Mama terasa hangat dan damai. Tapi tidur si kecil tidaklah selalu tenang. Bayi acap mendengkur, mendengus, berkeringat, bahkan henti napas—semua hal yang bisa membuat Mama-Papa baru didera rasa bingung dan khawatir.

      Semua perilaku tadi umum terjadi pada bayi dan biasanya tidak menjadi suatu gejala yang perlu dikhawatirkan. Meski demikian mengetahui kebiasaan tidur bayi—dan apa yang sebaiknya dilakukan ketika sesuatu yang tidak normal terjadi—dapat membantu Mama merasa lebih tenang dan percaya diri. Kebiasaan tidur bayi yang lain adalah henti napas.

Mama mungkin memerhatikan bahwa ritme napas bayi Mama berubah saat ia tidur. Dia mungkin sesaat bernapas lebih cepat, kemudian menjadi lebih lambat, lalu berhenti hingga 15 detik sebelum kembali ke pola tidur normalnya.

        Cobalah untuk tidak khawatir. Para dokter menyebut kondisi ini dengan pernapasan periodik (periodic breathing) dan umum terjadi pada bayi sampai ia berumur 6 bulan. (Jika bayi Mama usianya lebih dari enam bulan dan masih bernapas seperti itu, berkonsultasilah dengan dokter Mama.)

       Napas anak Mama mungkin akan mengikuti pola tersebut hingga 5% dari waktu tidurnya, ujar Gary E. Freed, dosen sekaligus dokter anak di Emory University School of Medicine. Jika bayi Mama terlahir prematur, dia mungkin akan bernapas seperti itu hingga 10% dari waktu tidurnya.

      Di kebanyakan kasus, kebiasaan tidur bayi yang napasnya tidak teratur tidak perlu dikhawatirkan. Sama dengan tidak biasanya tangan dan kaki bayi untuk menjadi kebiru-biruan. (Tapi jika dahi, lidah, kuku, bibir, atau bagian tubuhnya yang lain menjadi biru, bayi Mama mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen. Dalam kasus ini, segera bawa ia ke dokter atau rumah sakit.)

      Hal termudah yang bisa Mama lakukan untuk membantu bayi Mama bernapas dengan mudah adalah dengan menidurkan ia di posisi telentang. Jika Mama sangat khawatir dengan pola tidur si kecil, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter Mama.

Apa yang harus dilakukan jika bayi Mama terkena henti napas. Jika Mama khawatir bayi Mama berhenti bernapas, sentuh atau goyangkan ia secara lembut untuk melihat apakah ia merespon. Bayi Mama bisa saja mengalami sleep apnea atau kondisi lain, dan jika ia tidak memberi respon, dia butuh bantuan Mama segera:

Jika bayi Mama berhenti bernapas, menjadi kaku, kulitnya berubah biru atau pucat, lalu tersedak atau muntah, dia mungkin saja mengalami apa yang disebut apparent life-threatening event (ALTE) dan butuh perawatan medis segera. Terkadang dokter bayi Mama bisa menunjukkan penyebab ALTE. Jika bayi Mama terkena ALTE, dokter mungkin akan meminta Mama menggunakan alat monitor apnea di rumah selama beberapa waktu untuk mencatat pernapasan serta detak jantung bayi Mama. (Alat ini berguna untuk bayi yang terkena ALTE, tapi tidak bisa digunakan untuk mencegah Sindroma Kematian Bayi Mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS), yang berbeda dari ALTE.)