Mengapa Bayi Kuning Harus Disinar?

By Ipoel , Kamis, 10 September 2015 | 20:00 WIB
Mengapa Bayi Kuning Harus Disinar? (Ipoel )

Tabloid-Nakita.comMengapa bayi kuning harus disinar? Itu tak lain agar kadar bilirubin di tubuh si kecil turun, berbagai dampak negatif akibat bilirubin tinggi pun dapat dihindari.  Di rumah sakit, si kecil yang kuning akan dimasukkan ke dalam boks yang ada sinar birunya (blue light) dengan panjang gelombang tertentu. Penyinaran bayi kuning ini tak bisa dilakukan di rumah. Selain karena alatnya tak ada, kita pun tak tahu jumlah kadar kuningnya. Kadarnya tetap harus diperiksa di rumah sakit atau laboratorium.

Bayi kuning harus disinar untuk mengubah bilirubin di kulit yang tak larut dalam air menjadi larut dalam air hingga bisa dibuang lewat urin/keringat. Selama penyinaran, mata si kecil ditutup dengan semacam karbon untuk menghalangi sinar agar tak masuk ke mata. Pasalnya, di belakang bola mata ada retina yang peka sekali terhadap sinar yang terus-menerus. Penyinaran dilakukan sepanjang hari dan berlangsung 1-2 hari. Si kecil akan dikeluarkan dari boks hanya bila pipis, BAB, atau diberi minum. Setelah penyinaran yang efektif, biasanya kadar kuningnya tak membahayakan lagi untuk otaknya. Ini menjadi alasan utama mengapa bayi kuning harus disinar.

Jika setelah menjalani penyinaran, ternyata kuningnya tak kunjung hilang, harus dicari penyebabnya. Mungkin saja penyebabnya karena lampu yang digunakan untuk penyinaran bayi kuning sudah tak terlalu efektif lagi atau si bayi kurang begitu bagus minumnya hingga darahnya agak kental. Bisa juga karena si bayi terlalu sering dikeluarkan dari boksnya ketika sedang menjalani penyinaran. Misal, sang ibu merasa kasihan dan si bayi diberi minum sepanjang hari, akhirnya penyinarannya untuk bayi kuning tak efektif. Kemungkinan lain karena kelainan enzim atau penyakit infeksi.

Orang tua sebaiknya ikut terlibat selama bayi kuning disinar dirawat di rumah sakit. Jika si ibu masih dalam perawatan, mungkin bisa rawat gabung. Jika sudah pulang, sering-seringlah menjenguk si bayi yang kuning di RS. Selain agar tetap ada ikatan emosional dengan bayinya, ibu pun jadi tahu bagaimana kondisi kuning bayinya. Tak hanya itu, ibu juga bisa tetap memberikan ASI. Jikapun tak menyusui langsung, setidaknya di rumah ibu sudah memompa ASI-nya dan membawanya ke RS, lalu dititipkan pada perawat untuk diberikan pada bayi yang kuning tersebut.

Sudah jelas kan, mengapa bayi kuning harus disinar?