Ayah Akrab dengan Bayi (2)

By Santi Hartono, Jumat, 23 Januari 2015 | 07:00 WIB
Ayah Akrab dengan Bayi (2) (Santi Hartono)

Tabloid-nakita.com – Ayah mana yang tidak ingin dekat dengan anaknya. Berikut ini lanjutan artikel yang membahas aktivitas yang membuat ayah akrab dengan bayi:

Jika bayi Ayah sudah cukup besar untuk mencoba makanan padat, tidak ada salahnya sesekali menjadi “pelayan” si kecil. Aktivitas ini akan membuat Ayah merasa sangat terhibur—Ayah akan menikmati saat si kecil memasukkan makanan ke dalam mulutnya, dan juga saat mengeluarkannya!

Jika ingin menjalin ikatan yang kuat di level sangat mendasar, aktivitas yang paling banyak dilakukan pastinya mencakup bersih-bersih. Karena itu cobalah untuk memberanikan diri Ayah untuk mengganti popok si kecil. Dalam aktivitas tersebut, Ayah bisa menyentuh si kecil dan mengajaknya mengobrol, atau bahkan menyanyi.

Tak seorang pun ingin melihat bayinya sakit, tapi sayangnya hanya penyakit yang bisa membuktikan bahwa si kecil sesungguhnya sangat membutuhkan Ayah. Satu malam menggendong anak yang rewel karena sakit akan membuat Ayah amat sangat tersadar apa sebenarnya yang dimaksud menjadi orangtua.

Berita buruknya adalah setelah menjadi orangtua, Ayah tidak akan punya banyak waktu untuk pergi ke gim. Berita baiknya adalah Ayah punya “beban” seberat 3 sampai 9 kg yang sangat imut.

Ketika leher si kecil sudah bisa menyokong kepalanya dengan baik, Ayah bisa mengangkatnya dengan kedua telapak tangan Ayah dan dengan sangat berhati-hati mengangkatnya ke arah dada Ayah. Si kecil, dan juga otot bisep Ayah, akan sangat menyukai aktivitas ini.

Dari brewok yang kasar ke kumis yang licin atau dagu yang baru dicukur, kulit Ayah bisa menjadi area eksplorasi yang menyenangkan bagi indra peraba si kecil. Hati-hati saja saat si kecil mulai merasa gemas dan menarik rambut Ayah kencang-kencang.

Tidak ada subjek paling menggemaskan yang bisa melebihi anak sendiri. Manfaat lain? Kakek, nenek, saudara, teman yang melihat foto tersebut akan melihat betapa dekatnya Ayah dan si kecil, serta bagaimana kalian bersenang-senang bersama, dan rona bangga Ayah sebagai seorang ayah.

Penelitian menunjukkan bahwa ibu dan ayah punya cara berbeda saat menggendong anak mereka: para Ibu lebih senang menggendong si kecil dalam pelukan, sementara para ayah punya lebih banyak cara alternatif dalam menggendong. Menggoyang-goyangkan bayi memang berbahaya, tapi Ayah tetap bisa merangsang ototnya dengan cara lain. Jika si kecil sudah cukup besar untuk bisa duduk sendiri, dia mungkin akan senang dilempar secara lembut di udara, atau dipantul-pantulkan di atas lutut, atau digendong di bawah ketiak, seperti bola football—hal yang cenderung tidak dilakukan Mama, tapi pastinya bisa membuat si kecil memekik gembira.

                Demikian beberapa aktivitas perekat hubungan Ayah dan si Bayi yang bisa langsung Ayah praktikkan di rumah. Selamat mencoba dan selamat bersenang-senang.