Tabloid-nakita.com .- Bayi masih menggunakan tangisan sebagai alat komunikasi dan biasanya setelah si kecil berusia sebulan, orangtua dapat membedakan tangisan bayinya. Umumnya, rasa lapar ditandai oleh tangisan keras, sedangkan tangisan pelan bagai keluhan pertanda bayi merasa tak nyaman dan ingin dibelai.Lain lagi dengan tangisan lantaran kolik, biasanya melengking keras.
Selain menangis, bayi juga mulai mengeluarkan bunyi vokal “a” atau “e”, terkadang ditambah selingan huruf “h”, jadi “he” atau bunyi seperti “aooh” dan “aaah”. Bunyi itu akan semakin keras bila dia merasa senang dan gembira atau ketika diajak bicara. Selalu tanggapi setiap kali si kecil mulai mengeluarkan suara-suara, “Hmm… Adek pasti lagi senang nih, sampai tertawa-tawa girang. Mama juga senang, lo….” dan kita pun tersenyum lebar. Ini juga bagian dari perkembangan bahasa si bayi.
Ingatlah selalu untuk sesering mungkin mengajak si kecil bercakap-cakap guna mengembangkan kemampuan berbicaranya. Meski usianya masih sangat muda, bayi sebenarnya dapat mengerti pembicaraan kita. Hanya saja si kecil belum dapat menanggapinya, namun kata-kata kita yang didengarnya akan disimpan dalam memorinya. Jadi, komentari semua aktivitas yang dilakukan bersama bayi, seperti saat mengganti popok, memandikan, atau ceritakan aktivitas yang sedang dilakukan orangtua. Penting diperhatikan, selama berbicara dengan bayi harus ada kontak mata dan usahakan gerak bibir juga jelas, agar si kecil bisa belajar menirukan gerak bibir orangtuanya.