Stimulasi Untuk Bayi

By Santi Hartono, Jumat, 28 November 2014 | 02:00 WIB
Stimulasi Untuk Bayi (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita - Ketika lahir, bayi sudah dibekali dengan berbagai potensi untuk bertahan hidup. Sayangnya, berbagai kemampuan itu masih belum berfungsi optimal, sehingga harus dikembangkan dengan berbagai stimulasi dan stimulasi ini menjadi sangat penting karena sejak bayi hingga usia 3 tahun merupakan fase golden age.

Di masa itu, pertumbuhan otak anak melejit bak roket (mencapai 80% ukuran otak). Nah, dengan stimulasi, jaringan saraf otak akan semakin berkembang dan terkoneksi. Semakin banyak koneksi, semakin cepat anak memahami atau memproses informasi. Sebaliknya, ketiadaan stimulasi akan membuat jaringan sel saraf itu mati. Akibatnya, berbagai potensi kecerdasan anak akan ikut terkubur dalam-dalam. 

   Pada masa bayi, sebagian besar stimulasi untuk bayi yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan motorik, baik kasar maupun halus, karena bayi sedang giat-giatnya meningkatkan kemampuan motoriknya. Yang dimaksud motorik kasar adalah gerakan yang menggunakan otot-otot besar seperti duduk, menendang, berdiri, berjalan, berlari, dan lainnya. Sedangkan motorik halus yaitu gerakan dengan otot-otot halus seperti mencoret, menjumput, menyusun balok, menggenggam, dan lainnya. Semakin sering kemampuan motorik distimulasi, maka perkembangan ototnya akan semakin matang. Meski begitu, stimulasi tetap dapat memberikan manfaat ganda. Saat orangtua melatih kemampuan motorik anak, maka kemampuan lain seperti bahasa, kognitif, dan lainnya akan ikut terasah. Berikut rambu-rambu stimulasi untuk bayi;* Sesuai usia/kemampuan bayi.Stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan usia atau kemampuan bayi. Lihat boks-boks stimulasi per usia.* Jadwal fleksibel.Boleh saja membuatkan jadwal bermain dengan bayi. Namun, dalam penerapannya agar tidak kaku, melainkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu. Dengan demikian, stimulasi yang dilakukan dapat berlangsung maksimal. * Lakukan sambil bermain.Tentu stimulasi dilakukan dengan tidak memaksa, melainkan sambil bermain. Ikuti saja kesenangan bayi, jika ia terlihat gembira teruskan, tetapi jika ia terlihat letih atau bosan, hentikan permainannya dan cari aktivitas lain yang lebih menarik atau biarkan ia beristirahat sejenak.* Bervariasi.Stimulasi dilakukan secara bervariasi. Selain tidak membosankan, manfaat yang didapat bayi pun beragam. Contoh, pagi mengajarkan kemampuan motorik untuk bisa berjalan, siang mengenalkan warna, malam menstimulasi kemampuan sensorinya, dan seterusnya.* Orangtua harus kreatif.Jangan hanya berpikir bahwa alat stimulasi harus dibeli, harganya mahal, dan harus eksklusif. Alat stimulasi bisa terbuat dari apa saja, bahkan kardus bekas. Karena itu, cobalah kreatif menciptakan alat stimulasi sendiri.Nah, sudah siap bermain dengan bayi? Ingat rambu-rambunya, ya, Mama Papa!