Mendokumentasikan Bayi

By Santi Hartono, Rabu, 17 September 2014 | 13:00 WIB
Mendokumentasikan Bayi (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com –  Manfaat mendokumentasikan bayi bisa membantu orangtua mengontrol perkembangan anaknya. Sehingga kita jadi tahu persis, kapan si anak bisa tengkurap, mulai jalan, bicara, dan sebagainya. Pun dengan seperti itu kita bisa mendeteksi apakah perkembangan si kecil termasuk normal, lambat atau lebih cepat dibanding anak lain. Sehingga jika terjadi sesuatu pada si kecil, kita bisa menelusuri masa lalu anak dengan melihat dokumentasi yang telah dibuat. Selain itu dokumentasi berfungsi sebagai kenangan. Saat dia besar bisa melihat wajahnya semasa bayi. Di saat kelak si kecil menuju jenjang kedewasaan atau menikah, momen masa kecilnya bisa ditunjukkan atau diputar kembali sebagai bagian dari perayaan. Percayalah, dengan dokumentasi yang dibuat orangtuanya, hati si anak akan senang dan sangat berterimakasih pada kita sebagai orangtuanya yang terbukti memberi perhatian padanya.Salah satu kunci penting dalam mendokumentasikan bayi adalah ketekunan dan konsistensi orangtua dalam mengabadikan setiap momen-momen penting kehidupan anak. Sebab biasanya orangtua semangat di awal, dalam perjalannya kendor. Atau semangat sama anak pertama, pada anak kedua dan seterusnya, seolah tak punya waktu.Cara mendokumentasikan bayi yang modern adalah dengan membuat foto, baik secara manual maupun melakukannya dengan memanfaatkan teknologi digital. Mulai dari kamera foto digital hingga camcorder digital. Dengan menggunakan alat ini kita bisa merekam adegan-adegan lucu yang mungkin tidak bisa diulang dua kali.   Apa saja yang perlu kita dokumentasikan? Jawabannya, semua momen yang terjadi pada si kecil bisa kita abadikan. Seperti saat si kecil melakukan iniasiasi dini menyusui, saat pertama kali mengangkat kepalanya, dia mulai bisa mengoceh, saat kita mengajaknya ngobrol, saat makan dan belepotan, saat dia mengacak-ngacak meja makan, saat dia ngompol, dan masih banyak lagi, termasuk saat dia sakit, kapan dia terjatuh hingga luka pada bagian tubuhnya, kunjungan ke dokter, saat diimunisasi.Untuk mendokumentasikan bayi yang baik, buatlah foto atau rekamlah adegan sambil membuat catatan penting harian. Catatan bisa dibuat di balik foto atau menata foto dalam album foto, lalu diberi komentar di bawahnya. Khusus buat rekam adegan, pencatatan ini bisa dilakukan dengan memberi narasi (merekam suara) sekaligus sebagai latar belakang adegan. Semisal “Inilah saat adek berjuang mencari payudara ibu, sesaat setelah dilahirkan agar cepat mendapat ASI”, atau “Wah, lihat tuh, adek sudah mulai rambatan. Ayo, nak, belajar terus biar sebentar lagi jalan”, dan sebagainya. Supaya lebih berwarna,  Mama Papa dapat mendokumentasikan bayi seperti perkembangan si kecil dari waktu ke waktu. Contoh, kita abadikan momen anak mengenakan sebuah baju yang masih pas dikenakannya. Saat baju yang sama sudah tidak layak lagi dikenakannya karena sempit,  abadikan lagi si kecil dengan baju sempit itu untuk menggambarkan betapa si kecil sudah tumbuh besar. Bisa juga, kita abadikan si kecil yang tengah belajar menggenggam sendok, dan setelah dia sudah pandai mengenggam sendok sendiri.