5 Fakta Seputar Kolik Pada Bayi yang Wajib Diketahui Ibu Baru

By Faras, Selasa, 22 Agustus 2017 | 06:25 WIB
Saat Bayi Terserang Kolik (Faras)

Nakita.id - Kok tiba-tiba bayi menangis keras? Apakah ia butuh ASI lagi? Eits, bisa saja si kecil mengalami kolik yakni masalah yang terjadi pada perut. Para Ibu baru mungkin bingung apa yang harus dilakukan untuk menanganani kolik pada bayi. Untuk itu, Ibu sebaiknya mengetahui fakta-fakta seputar kolik pada bayi.

1.Penyebab kolik

Kolik adalah nyeri perut akibat gangguan pada usus yang kerap dialami bayi usia 2 minggu hingga 2-3 bulan. Serangan kolik datang dan hilang secara tiba-tiba. Meski bisa terjadi kapan saja, kebanyakan bayi mengalami kolik pada senja hari menjelang malam. Hingga kini belum diketahui pasti kenapa bisa demikian. Dugaan paling kuat karena fermentasi susu yang dikonsumsi sejak pagi hingga siang hari, baru terasa imbasnya di sore hari.

Baca juga: Gejala Kolik pada Bayi yang Kadang Tidak Mama Sadari 

2.Biasanya terjadi pada bayi dengan susu formula

Akibat dari fermentasi susu jadi penyebab utama bayi terkena kolik. Itulah mengapa, bayi yang mengonsumsi susu formula lebih berpotensi mengalami kolik. Susu formula mengandung kadar lemak dan karbohidrat yang jauh lebih tinggi dibanding ASI, sehingga membuat penyerapannya jadi lebih lama. Sedangkan kolik pada bayi yang menyusu ASI biasanya disebabkan salah posisi saat ibu menyusui, bukan karena ASI itu sendiri. 

3.Gejala khas kolik

Untuk membedakan tangisan biasa dan tangisan kolik, Ibu perlu tahu cara membedakannya. Gejala kolik meliputi bayi menangis keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapii hanya satu-dua menit, lalu menangis lagi. Wajahnya kemerahan atau malah pucat; perut kembung dan keras; kedua tungkai mula-mula lurus kemudian ditekuk ke arah perut serta kedua tangan mengepal. 

Baca juga: Riset : Akupunktur Dapat Meringankan Kolik Pada Bayi

4.Penanganan kolik

Tidurkan bayi dengan posisi miring ke kanan dan berikan guling di antara kedua kakinya. Posisi ini bisa membuat bayi buang angin atau bahkan pup sehingga perutnya jadi “enteng” dan tidak melilit. Boleh saja memberinya minyak penghangat seperti minyak telon agar tubuh bayi lebih nyaman.

Jika si kecil tak henti menangis meskipun ibu juga sudah berusaha menenangkannya dengan mendekapnya dalam gendongan, sebaiknya bawa bayi ke dokter. Jika bayi memang sudah sangat tersiksa, dokter “terpaksa” memberikan obat untuk menenangkan gerakan usus bayi.