Perkembangan Batita: Jadi Keras Kepala

By Heni, Rabu, 2 Juli 2014 | 12:00 WIB
Perkembangan Batita: Jadi Keras Kepala (Heni)

Memasuki bulan ke-14, si batita jadi keras kepala. Tiba-tiba mereka menjadi sangat tegas tentang apa yang ingin mereka lakukan dan makan, ke mana mereka ingin pergi, dan mungkin memilih baju apa yang ingin mereka kenakan (seperti menolak dipakaikan topi atau jaket).

Tentunya hal-hal yang paling Anda tidak ingin si kecil lakukan, malah justru menjadi hal-hal yang si kecil paling ingin lakukan. Anak Anda juga mulai mau melakukan semuanya sendiri, seperti menuang susu ke cangkir, memakai sepatu, padahal mereka belum begitu pandai melakukan tugas tersebut.

Lalu apa yang bisa Anda lakukan?

--Ciptakan lingkungan aman. Jika Anda sering bilang “tidak” atau “jangan” pada si kecil, inilah saatnya untuk menata ulang rumah agar benar-benar aman untuk medan eksplorasi si kecil. Singkirkan segala barang yang berpotensi bahaya dari jangkauan si kecil atau barang-barang kesayangan Anda, agar tidak dijadikan objek  eksperimen olehnya.

--Percaya dia berhak mencoba. Biarkanlah si kecil makan sendiri, meski ini akan menimbulkan kekacauan yang besar. Ingat segala permainan dan penjelajahan  yang dilakukan adalah bagian dari pembelajaran bagi mereka. Bukan berarti si kecil ingin membangkang, tapi karena mereka hanya penasaran dengan semua hal yang ada di sekitar dan tidak mau seorang pun menghentikan tindakannya tersebut.

--Pahami rasa frustrasinya. Batita usia 14 bulan bisa bersifat sedikit agresif, seperti memukul atau menggigit teman mainnya. Akan lebih mudah menerima perilaku ini jika Anda mengerti bahwa sikap si kecil adalah hasil dari rasa frustrasi mereka (belum bisa mengekspresikan diri lewat kata-kata), bukan  karena nakal. Ingat anak usia 14 bulan belum pandai untuk mengerti bahwa anak lain memiliki perasaan. Apabila teman mainnya berteriak ketika dijambak rambutnya oleh anak Anda, biasanya si kecil akan berhenti dan melihat reaksi temannya tapi tetap tidak akan menunjukkan rasa empati.

--Supervisi jarak dekat. Pengawasan saat anak-anak batita bermain tentu saja sangat diperlukan. Jadi, bersiaplah untuk campur tangan dengan cara efektif. Cara terbaik menghentikan perilaku agresif  anak batita yang keras kepala adalah dengan mengatakan si kecil dengan tegas,” Tidak! Memukul itu sakit,” atau membawa keluar si kecil dari situasi dimana mereka tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri.

--Curahkan perhatian pada perilaku positifnya. Para ahli setuju bahwa memukul atau hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak tidak akan berhasil. Meski mengajari anak batita bisa membuat Anda frustrasi, akan lebih baik jika Anda mencari cara lain untuk menentukan batas. Tidak ada bentuk disiplin yang bisa cocok untuk setiap kejadian. Ketika anak Anda melakukan sesuatu yang Anda tidak suka untuk mendapatkan perhatian, cobalah untuk tidak bereaksi berlebihan. Yang anak butuhkan hanyalah perhatian Anda. Jadi jangan hanya memerhatikan si kecil ketika ia melakukan hal-hal yang tidak kita sukai, tetapi sebaliknya curahkan pujian dan perhatian Anda saat si kecil bersikap kooperatif, tertib, dan manis. (AA)