Memasuki dan menjalani masa batita (13-18 bulan), si kecil semakin membuat Anda sibuk, bahkan stres. Karena itu, persiapkan diri dengan tip di bawah ini untuk menghadapi tantangan anak batita secara efektif.
Masalah #1 Mengatakan “Tidak”.
Mungkin kini Anda sudah menyadari kalau batita Anda sangat aktif, sehingga mulut Anda akan sering sekali mengucap kata ‘Tidak’. Saking seringnya, Anda bahkan tidak menyadari bahwa ‘Tidak’ bisa menjadi kata pertama si anak yang mereka ucapkan. Tapi jangan khawatir! Kondisi ini normal kok. Sebab anak sedang mengembangkan kebebasan dan menguji sampai mana batas yang Anda berikan pada mereka.
Hadapi dengan: Tidak bersikap terlalu keras pada mereka. Contohnya ketika batita Anda mengatakan ‘tidak’ untuk membereskan mainan mereka. Coba katakan dengan baik-baik bahwa sekaranglah waktunya untuk berhenti bermain. Jika mereka tetap memaksa, tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan mereka, lalu ambil tangan si kecil dan bantu mereka membereskan mainannya. Pada usia ini, menerapkan kedisiplinan memang sulit, tapi kebaikan dan empati mampu menjadi pilihan solusi yang terbaik.
Masalah #2 Sulit bermain bersama dengan anak seusianya.
Untuk meningkatkan kemampuan sosial anak, Anda sebagai orang tua berharap mencarikan teman bermain untuk si kecil. Tapi Anda pun tahu bahwa batita mungkin belum benar-benar paham dengan konsep berbagi dan bermain secara kooperatif dengan batita lain hingga usianya menginjak 3 atau 4 tahun.
Hadapi dengan: Tidak ada yang salahnya mencarikan playdate buat mereka, tapi jangan paska anak untuk bermain bersama. Biarkan mereka melakukan waktu bermain yang paralel, artinya si kecil bisa bermain bersama dengan interaksi yang terbatas. Apabila Anda khawatir tentang perkelahian memperebutkan mainan, selalu bawalah mainan cadangan. Dan mulailah mendorong mereka untuk bisa berbagi saat berusia dua setengah tahun.
Masalah #3 Menjalani proses transisi.
Memasuki masa batita, si kecil akan menjalani beragam proses transisi yang sulit, seperti berhenti ngempeng dan tidur di kamar sendiri. Dan batita tidak mahir dalam menjalani proses ini. Faktanya, bahkan transisi harian seperti mengajak anak yang sedang asik menonton video untuk mandi pun bisa sangat sulit bagi batita untuk menerimanya.
Atasi dengan: Berikan batita Anda peringatan, seperti, “Dalam lima menit, kita akan mandi. Selamat tinggal video. Halo, mandi”. Ketika sudah lima menit, lakukan seperti yang direncanakan, “Selamat tinggal, Video”, lalu matikan televisi atau gadget dan secara perlahan dorong mereka untuk ke kamar mandi dan mengatakan, ”Halo, Mandi.” Untuk proses yang transisi yang lebih besar, seperti tidur di kamar sendiri, Anda bisa pemberian peringatan bisa dilakukan beberapa hari atau minggu sebelumnya. Usahakan untuk buat proses transisi mereka menjadi sesuatu yang positif dan menyenangkan.
Masalah #4 Mengontrol emosi.
Batita memang terkenal dengan amukan dan amarahnya. Jadi jangan panik. Kebanyakan karena mereka masih mencari cara bagaimana berkomunikasi. Jangan biarkan amarah si kecil membuat Anda ‘kalah’.
Atasi dengan: Buat batita lebih tenang dan merasa aman dengan memberikan pelukan atau sekadar memegang tanganm mereka. Tidak dianjurkan untuk menerapkan ide time-out hingga mereka berusia empat tahun. Mengapa? Sebab membiarkan anak yang masih terlalu kecil menjalankan waktu menyendiri akan membuat mereka merasa ditinggalkan atau dibuang. Sebab batita masih sangat bergantung pada Anda. (AA)