Memasuki usia 14 bulan banyak hal yang berubah pada batita. Kalau biasanya batita mau menuruti perkataan orang tuanya, kali ini tidak lagi. Apa yang dilarang, justru paling ingin dilakukan oleh batita. Ya, di usia ini batita mulai membangkang dan agresif.
Batita berubah menjadi anak yang keras kepala dan selalu memaksa untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak mau diatur dan selalu ingin melakukan segala hal sendiri, meski sebenarnya belum begitu pandai melakukan tugas-tugas perkembangan tersebut secara mandiri. Bukan hanya itu, batita pun cenderung lebih agresif dari biasanya.
Semua perubahan ini tentu akan sangat menguji kesabaran Anda. Tanpa disadari Anda jadi kerap bersikap lebih keras terhadap batita dengan alasan untuk mendisiplinkan mereka. Kata, “Tidak!”, pun jadi sering keluar dari mulut Anda. Tapi hasilnya, batita justru semakin sulit dikendalikan.
Agar situasi menjadi lebih nyaman bagi Anda dan juga batita, Anda harus memahami bahwa sebenarnya semua perubahan yang terjadi merupakan bagian dari proses belajar. Batita sama sekali bukan ingin membangkang, mereka hanya penasaran dengan lingkungan sekitar dan tidak mau seorang pun menghentikan ‘penjelajahan’ mereka.
Itu sebabnya, yang terbaik adalah mendampingi dan membiarkan mereka bebas bereksplorasi tanpa banyak melarang. Larangan sebaiknya hanya dilakukan jika batita berada pada situasi yang bisa membahayakan dirinya.
Sementara untuk sikap agresif yang ditunjukkan, semua adalah hasil dari rasa frustrasi karena belum bisa mengekspresikan diri secara verbal. Batita memukul, menjambak, atau mengigit (terutama ketika marah) bukan karena kedengkian, melainkan karena mereka belum mengerti bahwa orang lain (termasuk temannya) memiliki perasaan. Sehingga tidak heran bila saat mereka melakukan hal-hal yang bersifat agresif dan korbannya berteriak, wajah mereka tetap tidak menunjukkan rasa empati.
Berbeda penanganan dengan perubahan tingkah laku sebelumnya, untuk bisa menghentikan perilaku agresif ini Anda justru harus berkata tegas,”Tidak!”, pada batita. Namun harus disertai pula dengan penjelasan simpel yang dimengerti oleh batita. Contoh, ketika batita memukul temannya maka Anda harus mengatakan, “Tidak! Dipukul itu sakit!”. Jika batita tetap tidak mau menurut, maka sebaiknya Anda membawa batita keluar dari situasi dimana mereka tidak bisa mengendalikan diri.
Terlepas dari semua tips di atas, para ahli setuju bahwa memberi hukuman fisik ketika batita mulai membangkang dan agresif sama sekali bukan solusi yang baik. Tidak ada bentuk disiplin yang bisa cocok untuk setiap kejadian. Sehingga, yang paling pertama harus dilakukan ketika batita melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai adalah mencoba untuk tidak bereaksi berlebihan. Ingatlah bahwa yang anak butuhkan hanya perhatian dan pendampingan dari Anda. (AA)