Ini Rahasia Agar Anak Tak Takut ke Dokter

By Ipoel , Sabtu, 21 Juni 2014 | 12:00 WIB
Ini Rahasia Agar Anak Tak Takut ke Dokter (Ipoel )

TabloidNakita.com - Mengapa anak takut dokter? Mungkin saja anak mengalami trauma saat kunjungan ke dokter sebelumnya. Anak 2 tahun sudah mengingat rabaan, tekanan dan tusukan jarum suntik yang terjadi pada kunjungan ke dokter sebelumnya. Bayangan ia akan mengalami hal yang sama, akan membuat anak takut ke dokter. Apalagi berbagai peralatan yang ada, yang diujicoba pada tubuhnya juga membuatnya tak nyaman. Berikut cara agar anak tak takut dokter lagi: * Jangan memberikan ancaman dan menjadikan dokter sebagai figur yang ditakuti. Misal, bila si batita tidak mau makan, akhirnya diancam, "Kalau masih enggak makan, Ibu bawa ke dokter deh, biar disuntik!" Ancaman ini akan membuat anak menganggap kunjungan ke dokter sebagai hukuman. Dengan begitu, anak tak takut ke dokter lagi.* Bangun imej positif tentang sosok dokter. Misalnya "Kalau Adek batuk nanti dikasih obat oleh dokter supaya sembuh. Dokter baik kan?" * Membacakan buku tentang dokter. Hal terpenting untuk disampaikan adalah dokter itu orang yang baik (pastikan bahwa dokter anak Anda memang tampak seperti itu) yang pekerjaannya menjaga kesehatan anak-anak. Dengan begitu, anak akrab dengan dokter, tidak lagi takut ke dokter lagi.* Bermain dokter-dokteran. Dengan begitu, si batita dapat mengenal lebih dekat siapa sebenarnya dokter, apa saja peralatannya dan bagaimana cara menggunakannya*  Sebelum diajak ke dokter, jelaskan apa yang bakal dialaminya saat di ruang praktik dokter. Dengan mengetahui apa yang akan terjadi, anak akan terbantu untuk merasa mempunyai kendali atas pemeriksaan dan bukan sekadar menjadi "korban" yang tidak berdaya. Dengan demikian, si batita akan merasa lebih tenang dan tak takut ke dokter lagi.* Jangan membohongi anak. Dengan memberikan keterangan yang sebenarnya, anak akan lebih siap menghadapi apa yang akan terjadi. "Nanti Adek disuntik. Rasanya kayak digigit semut. Tapi cuma sebentar, setelah itu enggak terasa sakit lagi." Hal ini akan membuat anak lebih mampu memperkirakan dan mengalaminya. Sebaliknya, kalau dibohongi, dia justru akan kaget dan takut ke dokter. * Merencanakan waktu kunjungan. Jika memungkinkan hindari mengunjungi dokter saat jam tidur siangnya, jam makannya, atau jam rewelnya. * Saat masuk ruangan, ajari anak menyapa dokternya sehingga anak merasa akrab. Ajak si kecil bicara tentang hal-hal yang menyenangkan. "Ini ruangan Ibu dokter Luszy. Wah, ternyata banyak mainannya ya.” Saat diperiksa, orangtua tetap menemani sehingga dia merasa tenang dan tak merasa sendirian.  Kendalikan kecemasan Anda sendiri. Ketakutan dan kecemasan lebih cepat menular daripada cacar air. Dengan mengamati bahwa Anda tidak takut pada kunjungan ke dokter, anak akan terbantu untuk mengatasi ketakutannya. Jadi tampillah santai dan percaya diri. Anak pun tak takut ke dokter lagi.