5 Langkah Tepat Agar Si Kecil Tak Nempel Terus

By Ipoel , Minggu, 10 September 2017 | 23:00 WIB
5 Cara Agar Anak Tak Nempel Terus (Ipoel )

Nakita.id - Beberapa anak memiliki kebiasaan buruk yang suka menempel dan mengikuti kemana pun ibunya pergi. Semua kebutuhannya selalu ingin dipenuhi Ibunya.

Dari mandi, sarapan, buat susu, sampai ngelonin tidur, ya harus kita. Akhirnya demi menghindari kerewelan anak, Ibu meski harus pontang-panting kewalahan menjadi terpaksa memenuhi tuntutan tersebut. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut caranya. Cara mengoreksi perilaku ketergantungan si batita pada Ibu cukup sederhana, yakni dengan memberikan kesempatan pada sosok pengganti (ayah, misal) untuk berinteraksi dengan si kecil.

Tugas utama Ibu adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri si batita bahwa melakukan aktivitas dengan orang lain selain Ibu pun mengasyikkan. Berikut step by step menumbuhkan kepercayaan tersebut:

(Baca juga : 4 Perilaku Anak yang Sebaiknya Jangan Dianggap Sepele dan Dibiarkan)

1. Perlihatkan rasa percaya.

Ibu terlebih dulu harus memiliki kepercayaan bahwa orang lain (ayah) pun sanggup mengasuh si kecil dengan baik.

Rasa percaya ini perlu dibangun demi mengusir kegelisahan yang nantinya akan muncul. Perlu diketahui, sinyal kegelisahan Ibu bisa ditangkap oleh anak sebab mereka memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perasaan orangtuanya.

2. Ciptakan interaksi untuk menumbuhkan keyakinan.

Pada tahap ini, Ibu membujuk si batita untuk mau mencoba berinteraksi dengan ayahnya. Misal dengan mengatakan, “Yuk, bikin susu sama Ayah. Susu bikinan Ayah juga lezat, lo.”

Interaksi ini akan membuka peluang bagi Ayah untuk membuktikan dirinya pun mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh Ibu.

(Baca juga : 10 Perilaku Anak yang Menunjukkan Tanda Gangguan Mental)

3. Mendampingi si batita saat proses adaptasi.

Menumbuhkan kepercayaan membutuhkan sebuah proses. Jadi, tak perlu terburu-buru memaksa anak langsung percaya pada sosok pengganti karena ia  tentunya butuh waktu untuk beradaptasi.

Agar proses beradaptasi antara si kecil dan ayahnya itu lancar, Ibu sebaiknya masih ada di sekitar mereka kala keduanya sedang beraktivitas bersama.

Ketika Ayah hendak membuatkan susu bagi si kecil, Ibu berbenah di ruangan yang sama sambil bersuara sebagai pertanda kita masih ada di dekat situ. “Bagaimana Ayah buat susunya, Dek? Lebih cepat dan lebih enak ya?”

(Baca juga : 7 Perilaku Anak yang Paling Jorok, Buat Orang Tua Geleng-geleng Kepala)

4. Secara perlahan tinggalkan si batita.

Cobalah amati, bila anak sudah tampak nyaman dengan ayahnya, perlahan menjauhlah dengan meminta izin terlebih dulu sehingga anak tidak merasa ditinggalkan begitu saja.

Jangan lupa sampaikan penghargaan kepadanya. “Ibu mandi dulu ya. Kamu minum susu ditemani Ayah. Kan kamu anak pintar. Nanti kita main lagi bertiga ya kalau Ibu selesai mandi.”

5. Tingkatkan frekuensi.

Bila batita mulai bisa menerima sosok yang diharapkan terlibat dalam pengasuhan, tingkatkan frekuensi aktivitas bersama mereka.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan bersama, niscaya rasa percaya anak kepada orang tersebut akan semakin tinggi. Lama-kelamaan ia tak perlu bergantung lagi pada Ibu. Ibu pun tidak lagi kerepotan sendirian menghadapi si kecil!