Perkembangan Sosio-Emosional

By Ipoel , Selasa, 30 Juli 2013 | 03:00 WIB
Perkembangan Sosio-Emosional (Ipoel )

Dunia di luar rumah, bagi seorang anak batita, bisa terlihat bagaikan sebuah area permainan besar.  Namun, bisa juga dianggapnya sebagai dunia yang menakutkan, penuh orang asing yang tidak ia kenal. Apakah anak akan menganggap dunia di luar rumah sebagai tempat yang ramah atau tidak, hal itu sangat ditentukan oleh pengalaman selama ini. Interaksi dengan kalangan kerabat di acara-acara keluarga, ataupun pertemuan-pertamuan singkat dengan anak-anak tetangga menjadi pengamalan yang berarti dalam mengenalkan lingkungan sosial selain rumah kepadanya. Mengapa hal ini penting? 

Bagaimanapun suatu saat nanti, anak harus terhubung dengan lingkungan sosial yang lebi luas, misalnya sekolah. Interaksi sosial menjadi kunci  kehidupan sosial. Tanpa adanya interaksi, takkan ada kehidupan bersama. Interaksi sosial tentu bakal terwujud lantaran adanya kontak dan komunikasi antarindividu. Di usia batita, anak mengalami perkembangan sosio-emosional yang cukup pesat dibandingkan di usia bayi. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosio-emosional? Kemampuan berinteraksi dengan orang lain serta kemampuan untuk dapat menerima dan mengatur emosi diri sehingga memudahkan ia untuk berinteraksi. Perkembangan ini ditentukan oleh pengalaman berinteraksi si batita dengan lingkungan terdekat, yaitu orantua. Pengalaman awal berinteraksi inilah yang menjadi landasan bagi pembentukan dan perkembangan pola sosio emosionalnya.

Hal lain yang menunjang kemampuan si batita dalam berinteraksi sosial adalah perkembangan bahasa. Dari mendengar pembicaraan di sekitarnya, dan juga komunikasi yang dilakukan orang-orang terhadapnya, anak menyerap banyak kata yang lalu menjadi perbendaharaannya. Di usia batita, ia dapat menyusun kalimat dengan 2—3 kata sehingga muncul dorongan untuk mulai bercakap-cakap dengan orang lain. Ya, kemampuan berbahasa sangat berperan penting dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Selain itu, dengan kemampuan berbahasa, si batita dapat mempelajari hal-hal baru, sehingga rangsangan untuk berpikirnya pun semakin kuat. Lingkungan berperan penting dalam peningkatan kemampuan berbahasa seorang anak.