8 Cara Ajarkan Batita Berbagi

By Ipoel , Selasa, 16 Juli 2013 | 03:00 WIB
8 Cara Ajarkan Batita Berbagi (Ipoel )

Nakita.id - Menurut J. Piaget, pakar psikologi perkembangan kognitif, fase egosentrisme anak umumnya berlangsung pada usia 2—6 tahun. Pada masa ini, anak memandang dirinya sebagai pusat “dunia” alias cenderung berpikir dari sudut pandang dan kepentingannya saja. Akibatnya, anak balita di sekitar kita cenderung terlihat cuek, main rebut atau ambil mainan atau benda milik orang/anak lain. Apalagi pada anak batita yang memang belum mengerti konsep dari kata "milikku ” dan ”milikmu” sampai mereka berusia 3 tahun. Mereka berpikir, apa yang mereka inginkan, itulah milik mereka. Pemikiran mereka masih benar-benar egois dan itu wajar.

Meski begitu, sebaik-baiknya manusia adalah yang suka berbagi bukan? Bukan cuma baik, tetapi berbagi juga memberikan kebahagiaan kepada yang membagi dan dibagi. Ada tiga unsur berbagi yang perlu dikenalkan kepada anak, yaitu memberi, meminjam, dan mengembalikan. Namun dalam proses berbagi, unsur mengembalikan tidak harus selalu ada.

Baca Juga: Moms Wajib Tahu, Ternyata Ini Pentingnya Membuat Jadwal Makan untuk Mengatasi GTM pada Batita dan Balita

Makanan yang sudah diberikan tidak mungkin diminta kembali atau sekadar dipinjamkan. Inilah sebabnya, anak usia kira-kira tiga tahun ingin mendapatkan banyak, karena bila dibagikan, miliknya jadi berkurang. Namun, di luar makanan hal ini berlaku. Mainan bisa diberikan untuk dipakai main oleh temannya dan kemudian si teman harus mengembalikan.

Nah, berikut ini 8 tip mengajari anak berbagi.

1. Kenalkan konsep milik

Di usia batita akhir, anak dapat dikenalkan dengan konsep milik melalui benda-benda terdekat yang sering dilihat seperti baju, sepatu, dan lain-lain. Pengetahuan tentang konsep milik merupakan pijakan awal untuk mengajarkan berbagi. Tegaskan secara berulang-ulang konsep milik itu. “Ini baju punya Adek, itu punya Kakak, dan sebagainya.”