Tip Ajarkan Batita Rapi

By Ipoel , Selasa, 2 Juli 2013 | 01:00 WIB
Tip Ajarkan Batita Rapi (Ipoel )

Siapa bilang batita tidak bisa diajarkan untuk rapi? Bisa kok! Ikuti tip berikut ini:

• Bersikap sabar.

Kemampuan si batita masih terbatas sehingga orangtua harus berulang kali memberikan contoh dan banyak membantu. Terlebih lagi di masa ini anak sulit “diatur”, mau melakukan sesuatu sekehendak hatinya alias egosentris, dan sebagainya. Jadi, bersabarlah saat mengenalkan ”kerapian” kepada si batita.

• Berikan contoh.

Jadilah teladan dalam menjaga dan merawat benda sehari-hari, dengan menyimpan mainan dalam boksnya, menyimpan CD di raknya, menyimpan buku di rak buku, sepatu, pakaian dan sebagainya pada tempat semestinya. Ingat, si kecil belajar dengan meniru orang-orang terdekat di sekitarnya.

• Katakan yang boleh dan tak boleh dilakukan.

Anak tetap harus diberi tahu, mana yang benar dan salah, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Saat anak mengacak-acak CD, buku, merusak mainan, menjilat benda berbahaya, jangan segan untuk menegurnya. Jelaskan mengapa hal itu dilarang, lalu segera alihkan anak pada aktivitas lainnya.  

• Berikan tugas sesuai kemampuan anak.

Saat mengenalkan cara membereskan pakaian, bukan berarti si batita diajarkan bagaimana cara melipat yang benar, tapi sekadar menyerahkan pakaian yang akan dilipat. Setidaknya, ia mulai mengerti bahwa pakaian tak boleh diacak-acak, tapi harus disimpan dengan rapi. 

• Jadikan rutinitas.

Mengajari anak untuk selalu menjaga benda-benda miliknya harus dijadikan suatu rutinitas atau seharian sehingga menjadi kebiasaan. Anak pun tak merasa terpaksa ketika diminta membereskan benda-benda miliknya tersebut. Nantinya, ia akan melakukan hal itu tanpa diminta. Ketika melihat berbagai mainannya berserakan, serta merta ia mengambil satu per satu dan memasukkan ke dalam keranjangnya.

• Beri pujian.

Jangan hanya menegur saat si kecil merusak benda atau mainan, tapi berikan reward saat ia mau menjaga benda-benda miliknya sehingga tidak dirusak, disimpan di tempatnya sesuai peruntukannya. Dengan begitu anak pun merasa dihargai atas upayanya. Alhasil, ia selalu bersemangat untuk melakukan hal yang sama di lain waktu. Pujian bisa dalam bentuk ucapan, pelukan, ciuman atau berupa hadiah.