Batita Kok Enggak Ada Capeknya

By Ipoel , Jumat, 21 Juni 2013 | 03:00 WIB
Batita Kok Enggak Ada Capeknya (Ipoel )

Si kecil terus bergerak seakan tidak ada capeknya. Penting dipahami, aktifnya si batita sangatlah bermanfaat. Karena lewat sikap aktifnyalah, anak belajar banyak hal: mengenal benda-benda baru, bentuk, tekstur; mengasah pancaindra; sebab akibat; dan lain-lain. Lewat aktivitas berharga itu pula, anak memuaskan rasa ingin tahunya: apa ini, apa pula itu? Itulah mengapa, orangtua  sebaiknya tidak membatasi ruang gerak atau banyak melarang ini-itu. Selain juga, hindari perkataan atau label pada si aktif ini dengan sebutan “nakal”, “trouble maker”, “tidak bisa diam”, dan seterusnya. Label tersebut akan membuat anak memiliki citra diri yang negatif, selain menganggap eksplorasinya adalah sebuah aktivitas buruk.

Yang perlu dilakukan orangtua adalah mengarahkan dan memantau agar anak dapat melakukan eksplorasi dengan aman, nyaman, dan bermanfaat. Juga, agar anak tidak lepas kendali, melakukan apa pun yang ia inginkan. Jadi, saat di pagi hari si batita ingin bermain bola dan berlari-lari di taman, dampingi dan ajarkan bagaimana melempar, menendang, melompat, dan sebagainya. Dengan aktivitas itu, perbendaharaan kata anak pun semakin bertambah. Ketika ia ingin naik sepeda roda tiga, ajarkan bagaimana cara naik sepeda, mengayuh pedalnya, atau sesekali ia mendorong sepedanya agar merasakan sensasi yang berbeda-beda. Tapi beri tahu, kalau siang hari, mainnya di dalam rumah, bukan di luar ruangan karena panas terik matahari, sehingga anak pun tahu aturan. Orangtua perlu menerapkan aturan itu dengan konsisten agar anak tidak bingung.

Usai bermain, ajak anak membereskan kembali mainannya ke dalam kotak. Ini mengajarkan keteraturan dan disiplin diri, sehingga anak tidak seenaknya bermain tanpa tahu aturan. Pun ketika kita sedang beres-beres rumah, lalu si batita ingin ikut terlibat, ya tak masalah. Kalau ia mau menyapu, boleh saja, walaupun masih belum terarah, yang pasti ia ingin terlibat. Jangan lupa berikan pujian atas apa yang ia lakukan, “Wah, Adik baik sekali mau membantu Ibu.” Ketika tiba saatnya istirahat atau tidur siang maupun tidur malam akan tetapi ia masih “pecicilan”, sebaiknya lakukan kegiatan yang menenangkan. Ajak ia membaca buku cerita yang menarik. Orangtua tentu tak sekadar membacakan, tapi menunjukkan intonasi suara, mimik dan sebagainya, serta melakukan gerakan yang sesuai dengan isi cerita. Itulah sebagian kegiatan yang dapat dilakukan untuk si batita yang sedang aktif-aktifnya ini.

Yang penting juga diperhatikan adalah waktu istirahat. Untuk batita, paling tidak tidurnya sekitar 10—12 jam, terbagi dalam tidur siang dan malam. Bila kurang istirahat, si kecil bisa saja mengigau kala tidur. Itulah perlunya membiasakan anak untuk istirahat secara teratur, sehingga jadwal tersebut bisa menjadi pola atau kebiasaan sehari-hari.