Aktif VS Hiperaktif

By Ipoel , Kamis, 20 Juni 2013 | 03:00 WIB
Aktif VS Hiperaktif (Ipoel )

Tak jarang, orangtua mengatakan anak yang aktif ini sebagai hiperaktif. Padahal, keduanya sangat berbeda. Dalam psikologi, “aktif” adalah normal, sedangkan “hiperaktif” adalah abnormal karena mengganggu perkembangan selanjutnya. Hiperaktivitas pada seorang anak menjadikan ia sulit untuk memberikan perhatian yang cukup terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. Gangguan perkembangan ini disebut Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (Attention Deficit Hiperactivity Disorder atau ADHD). Meski sama-sama aktif, ada beberapa kriteria yang membedakan anak aktif dan hiperaktif.  Pada anak hiperaktif terdapat ciri-ciri antara lain:

  1. Inattention (tidak dapat memberikan perhatian cukup atau perhatiannya mudah teralih).
  2. Kalau bergerak, bergeraknya tidak beraturan dan tidak bertujuan.
  3. Tidak dapat duduk tenang.
  4. Impulsif, yaitu adanya dorongan untuk bertindak/bergerak tanpa disertai dengan pertimbangan. Boleh jadi anak ADHD sulit menunggu barisan dalam antrean, sering memotong pembicaraan, pembicaraannya melompat-lompat, dan sebagainya.
  5. Adanya gangguan emosi seperti cenderung gelisah, resah, dan tidak tenang.
  6. Kecenderungan mengganggu orang lain atau usil/jahil.

Kriteria yang ada pada anak dengan ADHD ini haruslah juga tampak secara berturut-turut selama sekurangnya 6 bulan. Bagi awam, tentu sulit menentukan diagnosis di atas. Sepintas, ciri-cirinya mirip dengan anak aktif biasa, apalagi bila subjeknya adalah si batita yang terkenal tidak bisa diam. Karena itu, untuk menegakkan diagnosis apakah seorang anak mengalami gangguan ADHD, maka tindakan yang paling tepat adalah berkonsultasi dengan ahlinya, bisa psikolog ataupun dokter anak yang ahli di bidang perkembangan anak. Selanjutnya, para ahli itu akan memberikan penanganan sesuai dengan kondisi dan berat ringannya ADHD. Beberapa kasus ADHD kadang memerlukan penanganan obat-obatan, diet makanan tertentu, dan melakukan berbagai terapi.

Umumnya, anak ADHD tidak mengalami keterbelakangan mental, sekalipun ia tampak lambat memahami sesuatu hal karena kurangnya perhatian saat belajar. Anak ADHD justru  memiliki taraf kecerdasan yang tergolong rata-rata atau lebih. Beberapa anak bahkan memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi (IQ di atas 130) atau sering disebut dengan anak-anak gifted.

Saat memasuki usia sekolah, anak-anak gifted umumnya juga tidak bisa diam, menampilkan perilaku banyak berkeliling di kelas karena tugasnya sudah selesai. Ini berbeda dengan anak ADHD pada umumnya yang biasanya lupa pada tugas atau bergerak aktif tapi tugasnya belum dikerjakan. Selain itu, anak gifted umumnya aktif bertanya dan bila memberikan jawaban, maka isi bicara maupun isi pikirannya sangat tajam dan tepat, bahkan jauh lebih baik daripada ukuran anak-anak seusianya.

Pada anak dengan keterbelakangan mental maupun autisme kadang muncul perilaku hiperaktivitas. Itu terjadi karena ketidakmenger-tiannya akan hal-hal yang diberikan guru atau orangtua kepadanya, sehingga ia lebih banyak bergerak semaunya tanpa makna yang berarti. Jadi, untuk menentukan apakah seorang anak adalah aktif secara normal, mengalami gangguan ADHD, atau malahan gifted, diperlukan pemeriksaan yang jeli dari ahlinya.