Hiiii... Takut Hantu

By Ipoel , Jumat, 10 Mei 2013 | 01:00 WIB
Hiiii... Takut Hantu (Ipoel )

Si kecil takut hantu? Bisa jadi dia sering ditakut-takuti oleh orang dewasa di sekitarnya. Meskipun pengaruhnya bisa datang dari luar, seperti ditakut-takuti atau menonton film yang seram-seram, tetapi dalam setiap perkembangannya, anak meskipun pengaruhnya sangat kecil, tetap akan mengalami hal yang sama seperti ini. Dia akan terus berfantasi dan berimajinasi. Namun begitu, anak yang lebih sering terstimulasi, misal sering nonton film atau sering ditakut-takuti, biasanya akan memiliki fantasi yang lebih besar dibandingkan anak yang jarang atau tidak sama sekali nonton film horor. Film horor tersebut bakal menstimulasinya untuk berfantasi terhadap hal-hal yang menyenangkan atau menyeramkan. Tak jarang, anak akan bercerita ke orangtuanya atau ke teman-temannya bahwa dia melihat hantu.

Dampaknya, baik negatif maupun positif,  bakal dialami anak. Negatifnya akan muncul bila dia selalu berfantasi buruk. Kemudian dia membayangkan kalau apa yang difantasinya itu akan atau sedang mengganggu dia, maka timbullah kecemasan. Tak mustahil anak selalu gelisah ketika akan tidur, menjerit, dan terkadang sangat merasa ketakutan karena terus dibayangi oleh fantasinya itu. Tetapi bila “hantunya” dijadikan teman bermainnya, tentunya dia tidak menjadi ketakutan malah dia bermain di rumah atau di tempat lain. Tetapi setiap anak kemampuan fantasinya berbeda. Ada anak yang mampu berimajinasi negatif, ada pula yang berimajinasi positif.

Ketika melihat anak sedang berfantasi buruk, maka orangtua perlu mendekati anak dan ajaklah berkomunikasi. Misalnya, “Jangan takut, kan, ada Mama. Dia tidak akan mengganggu kamu, dia cuma ingin berteman.” Kemudian  di malam hari, misalnya, orangtua bercerita bahwa hantu itu akan menjadi temannya, hantu itu tidak menyeramkan. Kisah hantu yang akhirnya berhasil menolong orang yang sedang kesulitan dapat memberikan stimulasi yang baik bagi anak. Dia pun beranggapan bahwa hantu itu baik hati, suka menolong dan dapat dijadikan teman. Dengan begitu anak pun tidak berfantasi kepada hal-hal yang negatif yang dapat membuat dirinya merasa ketakutan.