Mengajak si kecil melakukan tugas sehari-hari di rumah bisa diarahkan agar kegiatannya ini lebih terarah dan bernilai positif, di antaranya:
Aktivitas yang menyenangkan
Jadikan keinginannya untuk menolong atau bantu-bantu ini sebagai kegiatan yang menyenangkan. "Sayangku, yuk plastik biskuitnya dibuang di tempat sampah, kalau tidak, nanti didatangi semut, mau digigit semut?” Namun, hindari nada menyuruh-nyuruh atau memerintah, karena dengan begitu anak justru jadi bosan, malas, dan tak mau ikut membantu. Jadi, gunakan kalimat yang nadanya mengajak atau meminta dengan baik. Ucapkan dengan nada suara lembut, sambil tersenyum, dan kalau perlu berikan pelukan. Dengan begitu, anak akan sukarela mengerjakannya karena merasa senang.
Stimulasi dari hal sederhana
Upayakan untuk melakukan stimulasi pada si batita berupa pembiasaan membantu hal-hal kecil di rumah. Memang tak perlu berharap bisa rapi betul, yang penting adalah keterlibatannya. Awalnya, ajak anak membantu membereskan mainan setelah digunakan. Ajaklah dengan cara yang menyenangkan. Dengan begitu, si batita belajar bahwa untuk meminta tolong pun ada tata cara yang baik.
“Pekerjaan" lain yang bisa dicoba dilakukan si kecil di antaranya menyimpan pakaian kotor di keranjang, membuang bungkus makanan ke tempat sampah, menyimpan sandal ataupun sepatu di raknya setelah digunakan, menaruh gelas atau piring plastik yang habis digunakannya di dapur, ikut membantu menyiram tanaman di pekarangan rumah, ikut membantu mengeluarkan belanjaan yang ringan dan tidak mudah pecah, dan aktivitas sehari-hari lainnya yang biasa dilakukan di rumah. Yang jelas, aktivitas itu diperkirakan mampu dan aman dilakukan. Jangan lupa, dampingi selalu selama si batita bereskplorasi dan beraksi ikut bantu-bantu.
Jadilah role model
Karena anak belajar dengan cara meniru, maka orangtua diharapkan dapat menjadi model pemeran yang baik. Dalam hal ini menjadi panutan yang suka memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan. Selain itu, semua anggota keluarga di rumah sebaiknya terlibat, sehingga tercipta suasana saling membantu yang membuat si batita jadi lebih bersemangat. Misalnya, di hari libur bersama, ayah dan ibu bersama-sama beres-beres dan bersih-bersih rumah. Masing-masing anggota keluarga berbagi tugas.
Beri penghargaan atau pujian
Setelah si batita selesai melakukan tugasnya, jangan lupa untuk menunjukkan penghargaan kita terhadapnya, bisa dengan ucapkan terima kasih, peluk-cium, atau pujian. Dengan begitu anak pun merasa dihargai atas apa yang dilakukannya. Tanggapi perilaku sigap dan cekatannya dengan sikap tulus kita, "Terima kasih Sayang, wah senang Mama sudah dibantu Adek nih."
Nah, dengan memberikan apresiasi yang baik, secara langsung anak belajar bahwa apa yang dilakukannya itu ternyata mendapat dukungan, dihargai, dan membuat orang lain senang. Alhasil, dia pun ikut senang dan dengan senang hati melakukan hal yang sama di kemudian hari. Jika terus dipupuk, anak akan tumbuh menjadi sosok penolong, mudah membantu, memiliki simpati dan empati, penuh percaya diri, mandiri, dan berperilaku baik.
Sebaliknya, kalau aksi bantu-bantu ini malah mendapat sambutan negatif karena dianggap membuat segala sesuatu jadi makin berantakan, si kecil akan merasa kecil hati dan tak dihargai. Semangatnya akan padam. Ia jadi tidak yakin saat melakukan apa pun karena takut disalahkan, dilarang, dan dimarahi. Jika kondisi ini terus menderanya, anak jadi takut dan ragu mencoba melakukan sesuatu. Anak seperti ini jelas akan sulit mengembangkan diri dan menunjukkan prestasi.