Koreksi bahasa Batita

By Ipoel , Rabu, 20 Maret 2013 | 05:00 WIB
Koreksi bahasa Batita (Ipoel )

Ketika si batita masih belum bisa merangkai kata dengan baik, orangtua bisa menstimulasinya dengan mengoreksi dan mengajarkan cara berbahasa yang benar. Contohnya, “Adek mau menulis di kertas?” 

Orangtua juga dapat membantu perkembangan bahasa anak dengan menghindari perlafalan kata yang dicadel-cadelkan. Gunakan saja kalimat-kalimat penuh dengan pelafalan yang benar saat berkomunikasi dengan anak. Selain untuk menanamkan cara berbahasa yang baik, juga untuk mengoreksi bahasa anak. Jika orangtua sudah berbicara dengan baik dan benar maka otomatis bahasa anak akan terkoreksi karena di usia ini ia belajar dengan cara meniru.

Meski kosakatanya cukup kaya, banyak peraturan bahasa yang belum dipahami anak batita, di antaranya penggunaan kata ganti. Bagi anak batita, menyebut namanya sendiri lebih mudah dibandingkan menggunakan kata “saya” atau “aku”. Namun begitu, kenalkan saja kata ganti dalam percakapan sehari-hari, “Kamu kok enggak main di luar hari ini?  Itu si Puka (sambil menunjuk seekor kucing lucu yang berbaring di bawah pohon), dia menunggu kamu di luar,” misalnya. Umumnya anak mulai menggunakan kata ganti dengan benar di usia batita akhir.   

Kapan pun bisa dilakukan, ajaklah anak berbicara. Dengarkan penuturannya sampai selesai, jangan dipotong atau dibilang salah kalau ia keliru ucap. Mengoreksinya cukup dengan mencontohkan bagaimana mengucapkan kalimat atau kata dengan benar.