Fenomena Kasus Bom Libatkan Keluarga, Ini Kata Pengamat Teror dan KPAI

By Fita Nofiana, Senin, 14 Mei 2018 | 14:48 WIB
Tak Hanya Diluar, Teroris Juga Ada di Dunia Maya, Bagaimana Menyikapi? (collage nakita.id)

Nakita.id - Sejak kemarin (13/5), rentetan bom di Surabaya, Jawa Timur.

BACA JUGA: Video Detik-detik Anak yang Dibonceng Terduga Pelaku Bom Polrestabes Diselamatkan Polisi

Terakhir meledaknya bom bunuh diri di Polretabes Surabaya pada pukul 08.50 WIB tadi pagi (14/5).

Kejadian tersebut banyak menyita perhatian dengan cara pelaku yang hampir sama.

Ketiga kasus berbeda tempat nyatanya sama-sama melibatkan keluarga.

"Terorisme kekeluargaan bukan pertama kali, di tahun 2000-an di lamongan ada satu keluarga melakukan aksi bom bali I," kata seorang pengamat teror, Ali Fauzi.

"Ada mas Amrozi, mas Ali Imran, mas Ali Ghufron" tambahnya. 

Tak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa kejaida serupa juga terjadi di jakarta beberapa tahun lalu. 

"Di jakarta ada 4 bersaudara" ungkapnya.

"90 persen, mereka yang gabung itu karena prinsip, faktor gen, faktor keluarga, memengaruhi aksi-aksi teror" ujarnya lagi.

BACA JUGA: Waspada, Tak Hanya di Dunia Nyata Teroris Ada di Dunia Maya Juga

Menurutnya, di era digital ini lebih rawan, karena penyebaran ideologi penebar teror bisa lewat media sosial.