Menyalahkan Batita

By Ipoel , Minggu, 2 Desember 2012 | 21:00 WIB
Menyalahkan Batita (Ipoel )

Kesal menghadapi ulah si batita yang tak mau diatur, kadang orangtua langsung berkomentar galak ketika akhirnya anak kena batunya. "Tuh kan jatuh, makanya jangan rebutan!" Komentar semacam ini tentu saja "salah alamat" mengingat di usia batita anak masih dalam taraf egosentris, senang berebut, dan belum kenal konsep kepemilikan. Menyalahkan anak tanpa terlebih dulu menggali akar permasalahannya, apalagi bila dilakukan terus-menerus, pasti membuat anak merasa bingung dan tidak percaya diri.

Yang Sebaiknya Dilakukan:

Gali dulu apa penyebab kejadian yang tidak diharapkan. Jadi, bukannya menyalahkan anak. Bila anak yang merebut, ajarkan bagaimana caranya meminjam yang baik. Ajarkan pula cara meminta maaf setelah melakukan sesuatu yang tidak boleh. Nasihat untuk minta maaf dan memaafkan akan mengena di hati anak kalau orangtua pun berani minta maaf saat dirinya bersalah. Secara konkret, kenalkan anak pada konsep berbagi dan aturan main bersama.

Jika temannya yang bermain kasar, akan lebih bijak bila si teman dikenalkan pada konsep berbagi dan tatakrama meminjam. Dengan demikian anak bisa menangkap seutuhnya bahwa orangtuanya mampu bersikap adil dan bukan hanya menyalahkan dirinya.