Nakita.id - Mengacu pada teori Jean Piaget, maka di usia batita (1-3), tahapan ciri-ciri perkembangan kognitif anak “terpecah” dua.
Pertama, masa sensori motor yang berlangsung sejak bayi lahir hingga anak usia 2 tahun.
Kedua, masa praoperasional yang dimulai pada usia 2 tahun dan berakhir di usia 7 tahun.
Di usia 12-18 bulan hal baru yang jelas-jelas terlihat berbeda pada sub-masa ini adalah kemajuan si batita untuk mencari dan mencapai sesuatu yang baru oleh dirinya sendiri.
Si batita bukan lagi mencoba-coba tanpa sengaja, melainkan mulai bisa mengubah gerak-geriknya guna mencapai hasil tertentu.
Ia menemukan, beberapa perbuatan dapat membuahkan hasil yang berbeda.
Gerak coba-coba dilakukannya dengan tujuan yang lebih jelas.
Contoh, anak menjatuh-jatuhkan aneka mainan yang ada di atas meja.
Mula-mula anak meraih aneka mainannya hingga jatuh semua.
Namun pada sub-masa ini anak tidak meraup dan membuangnya sekaligus, melainkan mulai memilih-milih mainan apa yang akan diambil untuk dijatuhkannya.
Bukan hanya itu, anak juga mulai tertarik untuk bereksperimen mengubah-ubah tingginya titik jatuh ke lantai.
Dalam hal ini, menjatuh-jatuhkan benda ke lantai dari ketinggian yang berbeda merupakan cara anak untuk mengetahui bagaimana objek-objek (mainan) "bertingkah laku".
Selain itu, timbul keinginan dalam diri anak untuk mengetahui bagaimana reaksi orang lain (biasanya orangtua atau pengasuh) ketika ia menjatuh-jatuhkan benda ke lantai.
Apa pun respons orangtua atau pengasuh, anak tidak peduli.
Ia tetap menunjukkan kesenangannya dengan menjatuhkan dan menjatuhkannya lagi berulang-ulang.
Sebaiknya orangtua mendukung dan mengakomodasinya.
Sediakanlah aneka benda/mainan yang aman yang akan menghasilkan beragam suara saat jatuh.