Batita Suka Menggigit (2)

By Ipoel , Jumat, 18 Oktober 2013 | 22:00 WIB
Batita Suka Menggigit (2) (Ipoel )

Selain menggigit karena meniru, bereksperimen, frustasi dan tumbuh gigi, berikut alasan lainnya mengapa batita suka menggigit:

* Menggigit = mengekspresikan emosi.

Batita menggigit tak lain karena dia ingin mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya, bisa jadi itu berupa pelampiasan kemarahan, kejengkelan, frustrasi, capek, cemburu pada adik, atau bahkan cuma gemas, “Iiih…gemes deh sama adik bayi. Gigit ah pantatnya.” Tapi bisa jadi juga karena dia memerlukan perhatian. “Kemarin aku gigit bahu Ayah, Ayah gendong-gendong aku. Sekarang gigit lagi ah.”

Bagi si pencari perhatian, respons balik dari orang yang  digigit adalah tujuan mereka. Teriakan, tangisan, atau respons apa pun baik positif atau negatif yang diterima dari gigitan yang ia lakukan akan membuatnya merasa berhasil mendapat perhatian, sehingga ia akan mengulang perbuatan yang sama di kesempatan lain.

Cara mengatasi:

Bila memang anak senang menggigit karena cari perhatian, mengatasinya tentu saja dengan memberikan perhatian yang cukup selama anak tidak menggigit seseorang. Justru ketika ia menggigit orang lain, tanggapi saja dengan dingin dibarengi ekspresi tak suka. Tujuannya supaya si kecil menyadari, usahanya mencari perhatian lewat menggigit,  kurang berhasil.

* Menggigit = alat komunikasi anak.

Anak batita awal biasanya belum dapat berkomunikasi dengan baik. Tak jarang, mereka mengungkapkan keinginannya dengan cara menggigit. Mungkin sebagai pelampiasan dari rasa kesal karena maksudnya tak dimengerti atau memang sebagai upayanya mengembangkan keterampilan sosialnya. Semisal ketika bermain dengan sesama batita, ia menggigit temannya sebagai ungkapan, “Pinjam mainannya dong!”

Cara mengatasi:

Untuk menghilangkan kebiasaan menggigit karena tujuan ini, selalu dampingi anak, terutama saat membantunya menjalin interaksi positif dengan anak lain. “Caca, tuh ada teman, yuk kita kenalan lalu kita ajak  main…..” dengan begitu lama-lama anak akan belajar tentang sosialisasi dan komunikasi, juga cara yang tepat membuka komunikasi dengan orang lain. Sebaliknya, jangan bersikap overprotektif. Mentang-mentang kita tahu anak kita suka menggigit, malah melarang buah hati mendekati anak-anak lain supaya tidak menggigit. Hal ini, selain menghambat sosialisasi anak, juga tidak mengajari anak cara berkomunikasi yang benar.

* Menggigit = jalan keluar dari masalah

Anak batita, karena keterbatasan logika berpikirnya, juga sering menggunakan gigitannya untuk memecahkan masalah jika ia dalam keadaan terjepit. Hal ini terjadi biasanya saat dia tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri. Dia lalu memilih menggigit, supaya perhatian orangtuanya beralih kepadanya, dengan harapan bisa menolongnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Misal saat anak sedang asyik bermain tiba-tiba mainannya direbut temannya. Karena marah dan tak tahu bagaimana cara mendapatkan mainannya kembali, tangan temannya digigit supaya mainannya terlepas dari tangan temannya. Tapi bisa juga dia menggigit karena melakukan pertahanan diri.

Cara mengatasi:

Perlu diketahui juga, sering kali batita menggigit karena pengalaman rasa takut atau kecemasan yang berlebihan. Lantas, menggigit adalah cara mereka untuk mengontrol perasaan tersebut. Sebab itu, buatlah si kecil merasa lebih aman dari seseorang atau benda yang membuatnya merasa tidak aman. Cara ini juga bisa membantunya mengurangi stres yang dialaminya. Jadi saat melihat si kecil merasa tidak aman akan sesuatu atau seseorang, segera ajak si kecil keluar dari situasi tersebut.  Ajarkan juga mereka bahasa asertif seperi, “Itu milikku” atau belajar berkata “tidak” untuk membantunya lebih percaya diri. Jangan lupa,  ajarkan juga bagaimana melakukan penyelamatan/bela diri saat dirinya terpojok, seperti berteriak untuk meminta bantuan orangtua/pengasuh.