• Anak meminum minuman tamu: “Adek mau teh manis ya. Yuk sini Bunda buatkan. Itu punya Tante.”
• Anak mengacak-ngacak makanan/memainkan makanan: “Itu, kan, makanan Adek. Kalau mau main lempar, pakai bola ini saja.”
• Meminta sesuatu dengan merengek atau menangis: “Kalau kamu menangis, Ayah tidak mengerti. Coba tenang dulu, bilang apa mau Adek.”
• Anak coret-coret tembok. “Wuih….bagus ya gambar Adek. Tapi ruang tamu kita jadi aneh seperti ini ya. Coba kalau gambarnya di kertas, lalu dibingkai dan digantung di ruang tamu. Lebih bagus deh.”
• Tidak merapikan mainan: “Kalau mainan ini Ayah sendiri yang simpan, kamu nanti bingung mencari-carinya lagi. Lebih baik bereskan sama-sama yuk.”
• Bicara kasar: “Nak, monyet itu, kan, hewan. Badannya berbulu. Dia tidak sama dengan kita. Kakakmu pasti tidak mau dibilang monyet karena kakakmu manusia seperti kamu. Minta maaf yuk sama Kakak.”
• Berkata tidak sopan pada tamu: “Anak baik sama tamu harus baik juga dong. Bilang, silakan duduk Tante.”
• Memanjat teralis, pagar, dan lainnya: “Hebat, anak perempuan Ayah bisa memanjat. Tapi kalau memanjat harus ditemani Ayah atau Bunda ya.”
• Memasukkan sesuatu ke dalam mulut: “Oh Adek lapar ya? Tapi kertas itu bukan untuk dimakan. Adek mau makan apa? Yuk kita buat sama-sama.”
• Bicara sambil makan atau mengemut makanan: “Apa Dek, Ayah tidak dengar kamu bicara apa kalau mulutmu penuh makanan.” Mintalah dia menelan makanannya, lalu katakan sesuatu yang positif setelah ia menelannya, “Nah, kalau makanannya sudah ditelan baru jelas kamu bicara apa. Lain kali telan dulu makananmu baru bicara ya.”
• Suka teriak-teriak: “Adek, kita sekarang ada di ruangan, bukan di pantai. Jadi volume bicaranya seperti Ayah saja, Ayah sudah mendengar kok. Nah, begitu lebih enak.”