Mitos dan Fakta tentang Vitamin

By Dini, Rabu, 20 Januari 2016 | 01:30 WIB
Mitos dan Fakta tentang Vitamin (Dini)

Tabloid-Nakita.com - Suplemen vitamin biasanya dikonsumsi ketika kita ingin meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki kondisi kulit, atau menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bukan hanya orang dewasa yang terbiasa mengonsumsi vitamin, anak-anak pun demikian. Produk vitamin yang diformulasi untuk anak semakin banyak di pasaran.

Padahal, banyak beredar mitos mengenai pemberian suplemen vitamin untuk anak. Misalnya, benarkah anak membutuhkan vitamin? Dalam kondisi apa ia membutuhkan vitamin? Bolehkah Mama memberinya vitamin yang dijual bebas? Benarkah vitamin untuk orang dewasa boleh dikonsumsi oleh anak-anak?

Coba temukan mitos dan fakta tentang vitamin di sini:

Haruskah anak minum vitamin?Fakta: Jika Mama sudah memberikan nutrisi yang cukup pada makanan si kecil, ia tak perlu tambahan suplemen vitamin, demikian menurut pakar diet Sasha Watkins. Sumber nutrisi yang baik bisa berasal dari ikan atau daging tanpa lemak, kacang-kacangan, telur, juga buah dan sayur. Namun jika Anda tak sempat memasak makanan dengan gizi seimbang, atau anak terlalu banyak mengonsumsi jajanan yang kurang sehat, atau anak gemar pilih-pilih makanan, suplemen vitamin bisa membantu mencukupi kebutuhan gizinya.

Tak perlu konsultasi dengan dokter untuk mengonsumsi vitaminFakta: Meskipun suplemen vitamin mudah diperoleh di mana saja, lebih baik Anda berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Seperti obat, vitamin pun bisa memengaruhi kondisi kesehatan dan pengobatan yang sedang Anda lakukan. Apalagi jika Anda menggunakannya dengan dosis yang berlebihan. Dari dokter, Anda bisa mengetahui manfaat dari vitamin dan apakah Anda memang membutuhkannya.

Makin banyak vitamin, makin baikFakta: Suplemen vitamin saat ini dikemas dalam bentuk dan rasa yang menggugah selera anak. Banyak juga yang dibuat seperti permen, sehingga anak memakannya berulangkali dalam sehari tanpa sepengetahuan Mama. Padahal, mengonsumsi terlalu banyak vitamin atau mineral tertentu (seperti zat besi) bisa berakibat fatal. Menurut The Merck Manual, anak-anak di bawah 5 tahun bisa keracunan jika mengonsumsi terlalu banyak suplemen zat besi. Diare dan muntah-muntah adalah gejala yang kerap ditimbulkan akibat keracunan.

Anak gemuk pasti cukup vitaminFakta: Jika anak Mama overweight atau bahkan obesitas, artinya ia membawa kelebihan kalori yang berakibat penumpukan lemak. Apalagi, jika ia makan berlebihan tanpa diimbangi oleh aktivitas fisik. Hal ini tidak berarti kebutuhan vitamin dan mineralnya telah tercukupi, tetapi justru kekurangan gizi yang seimbang. Anak harus didorong untuk makan lebih sehat, dan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi. Itu artinya, seluruh keluarga harus mengubah pola makannya. Jika Mama tidak mengubah pola makan dan gaya hidup tidak aktif (seperti terlalu banyak nonton televisi atau bermain gadget), kelebihan berat badan ini bisa mengganggu kesehatan anak.Vitamin untuk dewasa bisa dikonsumsi anakFakta: Sasha Watkins, pakar diet yang juga juru bicara British Dietetic Association, menyarankan untuk memilih suplemen vitamin yang memang diformulasi untuk anak-anak. Kadar suplemen untuk orang dewasa tidak akan aman untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Produk multivitamin juga seringkali dibuat dalam berbagai variasi untuk laki-laki atau perempuan. Kebutuhan suplemen ini meningkat seiring bertambahnya usia. Misalnya, perempuan yang menjelang menopause butuh lebih banyak suplemen zat besi ketimbang anak-anak dan pria pada umumnya, kata Lynn Bailey, pakar nutrisi dari University of Florida.

Vitamin diperlukan untuk memulihkan diri dari sakitFakta: Ketika memulihkan diri dari penyakit, tubuh bekerja ekstra keras untuk memperbaiki dan membangun sel-sel tubuhnya kembali. Karena sakit biasanya mengurangi nafsu makan, kadang-kadang anak diberi suplemen vitamin sebagai penggantinya. Vitamin C bisa diberikan untuk membantu memulihkan sistem kekebalan tubuh, sekaligus memproduksi sel-sel darah putih untuk membantu melawan bakteri. Vitamin C juga merupakan antioksidan yang membantu melindungi sel-sel dari kerusakan. Selain itu juga menguatkan jaringan otot dan kulit, mempercepat penyembuhan luka, serta meningkatkan resistensi infeksi.

Harvard School of Public Health juga menyarankan pemberian suplemen protein untuk membangun kembali sel-sel, jaringan, dan organ-organ untuk memulihkan diri. Namun, ada baiknya semua sumber vitamin dan mineral ini diperoleh dari bahan makanan alami. (Dini/Dari berbagai sumber)