Sebelum Memberikan Mainan Pada Anak, Lakukan 3 Hal ini

By Ipoel , Rabu, 13 Januari 2016 | 06:19 WIB
Sebelum Memberikan Mainan Pada Anak, Lakukan 3 Hal ini (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Banyak orangtua yang merasa sudah memberikan yang terbaik dengan sekadar memberikan mainan, apalagi mainan mahal. Orangtua merasa anaknya akan otomatis mengeskplorasi dan pintar sendiri. Padahal ada rambu-rambu yang tak kalah penting saat memberikan mainan pada anak. Dengan mengindahkan 3 rambu-rambu ini, pemberian mainan, sekalipun yang mahal sekalipun, menjadi sia-sia.

1. BATASI PEMAKAIAN GADGET

Anak boleh saja bermain gadget, tetapi harus dibatasi. Bukan cuma batasan waktu, tapi juga usia, yaitu usia di atas 2 tahun dengan waktu bermain setengah jam saja. Pemberian mainan menjadi percuma karena anak lebih senang bermain gadget daripada memainkan mainan yang Mama belikan. Manfaat mainan itu pun tak didapat. Hal penting lainnya, selain mainan indoor, anak juga harus punya pengalaman outdoor play, ajak anak mengenal alam. Baik bermain di dalam maupun di luar rumah, keduanya harus diberikan agar stimulasinya optimal.

2. TEMANI ANAK BERMAIN

Banyak orangtua cenderung cuek, tidak ada keterlibatannya sewaktu anak bermain. Orangtua sengaja memberi anak mainan agar si anak tidak rewel dan tidak mengganggu aktivitas orangtua. Sebaiknya jangan terlalu sering membiarkan anak bermain sendiri. Ajaklah anak bermain bersama. Ajarkan bagaimana cara memainkan mainan tersebut, sehingga anak bisa belajar untuk berbagi peran, tidak egois, dan bisa mengendalikan emosinya.

Kehadiran orangtua menjadi roh atau nyawa bagi mainan tersebut. Mainan murah, bekas, bahkan perkakas atau peralatan rumah tangga yang dijadikan mainan, bisa menjadi mainan kaya manfaat yang dapat mengasah berbagai kecerdasan anak, bahkan mengalahkan mainan mahal.

3. JANGAN SERING GANTI MAINAN

Memang, usia balita adalah usia cepat bosan pada mainan. Tapi, terlalu sering mengganti mainan anak, juga tidak baik karena membuat anak jadi tidak kreatif. Untuk mengatasi hal ini, orangtua harus kreatif dalam menyajikan mainan lama sebagai mainan baru. Misalnya: mainan Shape Sorting Bus, mainan saat anak berusia 6 bulan ini bisa dimainkan kembali ketika anak berusia 3 tahun. Yang dulunya hanya dimainkan dengan mencocokkan bloknya, sekarang bisa dengan memperkenalkan nama bentuk blok-bloknya. Umpama, “Mana ya yang bentuk bintang? Pintarnya anak Mama.” Sertakan pujian bila anak melakukannya dengan benar. Sebaliknya jika salah, tak perlu dimarahi tetapi tetap dukung hingga ia dapat melakukannya dengan benar.

4. AJAK TEMAN SEBAYA

Semakin banyak variasi mainan yang Mama Papa berikan, semakin meningkatkan perkembangan, pengalaman, dan kecerdasan anak. Mainan-mainan yang melibatkan peran orang lain, juga akan meningkatkan interaksi sosial dan kerja sama yang harmonis sebagai dasar untuk hidup bermasyarakat yang baik. Libatkan teman sebaya atau teman seusia anak dalam aktivitas bermain.

Narasumber:

dr. Markus Danusantoso, SpA