Ini 8 Hal yang Membuat Orangtua Merasa Bersalah Pada Anak

By Puri, Jumat, 11 Desember 2015 | 05:00 WIB
Ini 8 Hal yang Membuat Orangtua Merasa Bersalah Pada Anak (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Setiap orangtua tentu menginginkan agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan juga cerdas. Namun, cara masing-masing orangtua dalam mendidik anak berbeda-beda. Walaupun tujuannya baik, namun tak sedikit anak yang tidak suka dengan cara orangtua dalam mendidiknya, bahkan ada juga anak yang mengutarakan secara langsung kepada orangtuanya. Hal itulah yang kerapkali membuat Mama dan Papa menjadi merasa bersalah pada anak.Nah, menurut Hufftingtonpost, berikut ini adalah 8 hal yang membuat orangtua merasa bersalah pada anaknya:1. Mama dan Papa akan memberikan smartphones untuk membuat sang anak terdiam. Namun apa kita sadar kalau kita juga sering mengatakan pada anak agar jangan teralu sering bermain smarthphones?2. Kita mungkin juga pernah tidak hadir di acara class trip, tapi lebih memilih untuk menikmati kopi di teras rumah. Mungkin sejujurnya hal tersebut memang membosankan, tapi alangkah lebih baik jika kita menemani sang anak.3. Sebagai orangtua kita juga pernah memesan makan cepat saji untuk anak kita. Di sisi lain kita sebenarnya juga mengetahui kalau makanan tersebut tidak sehat, terlalu berlemak, terlalu asin atau manis.4. Orangtua juga terkadang memberi ‘ancaman’ seperti “Baiklah, kamu boleh tidur meskipun kelaparan.” Padahal kita sebagai orangtua sadar sepenuhnya kalau tindakan itu tidaklah benar.5. Selain itu mungkin kita juga pernah terhanyut dengan kelezatan makan yang sedang  dimakan. Tapi si anak sibuk menggigit makanan instan dengan saus tomat.6. Inilah tindakan yang kurang bijak. Apakah kita pernah coba ‘membolos’ dari kantor dengan alasan anak kita sedang sakit?7. Saat si kecil sedang bercerita mengenai hari-harinya, kita malah sibuk dengan aktivitas lain seperti mengnecek akun facebook agar tidak melewati sesuatu yang penting.8. Kesalahan lain barangkali terjadi di Minggu pagi. Kita telah mendengar sang anak tengah menonton siaran televisi favoritnya. Namun kita masih saja berbaring di tempat tidur.