Tabloid-Nakita.com - Makanan manis seperti cokelat dan permen adalah makanan favorit anak-anak. Walaupun si kecil sangat menyukainya, namun makanan tersebut dapat membuat gigi si kecil rusak. Sayangnya, banyak orang yang masih melakukan kesalahan dalam merawat gigi anak. Niatnya agar gigi anak sehat, tapi malah membuat gigi si kecil rusak.Nah, berikut ini adalah kesalahan orangtua dalam merawat gigi anak:1. Membiarkan anak menggosok giginya sendiriAnak-anak memang tidak menyukai aktivitas menggosok gigi. Nah, saat si kecil mulai menggosok gigi, orangtua umumnya membiarkan si kecil menyikat giginya sendiri. Padalah sebagian besar anak justru tak memiliki keterampilan motorik untuk menyikat dengan efektif hingga mereka berusia 8 tahun. Oleh karena itu, Mama dan Papa perlu mengawasi mereka menyikat gigi untuk memastikan setiap permukaan gigi bersih.2. Membiarkan anak tidur dengan botol minumanMembiarkan anak tidur dengan botol minumannya merupakan penyebab paling banyak yang membuat gigi anak rusak. Sayangnya, masih ada saja orangtua yang melakukan hal itu. Menyediakan botol berisi minuman yang dapat merusak gigi, entah waktu akan tidur atau untuk disedot sepanjang hari, kata Moody, akan meningkatkan jumlah bakteri di mulut. Jika bayi Anda terbangun pada malam hari untuk minum, sesudah minum, bersihkan mulutnya dengan kain kasa atau kain lembut, atau sikat giginya jika dia sudah memiliki gigi.3. Berpikir gigi berlubang bukan masalah besarMasih banyak orangtua yang berpikir bahwa mengobati gigi berlubang itu adalah hal yang mudah. Padahal, gigi berlubang dapat memengaruhi anak sepanjang hidupnya. Pasalnya, gigi bayi yang sehat diperlukan untuk mempertahankan ruang untuk gigi dewasa. Mereka membantu rahang dapat tumbuh normal. Jika lubang terinfeksi, maka tentu saja dapat memengaruhi perkembangan giginya saat beranjak dewasa.4. Tidak menggunakan pasta gigi berfluoridaSebuah penelitian yang dilakukan oleh American Dental Association telah merevisi rekomendasi mereka yang sebelumnya melarang penggunaan pasta gigi berfluorida pada anak-anak. Kini mereka justru menganjurkan penggunaan pasta gigi berfluorida untuk anak usia 2 tahun ke bawah.
Meskipun fluorida masih kontroversial, para ahli sepakat bahwa fluorida adalah cara terbaik untuk mencegah gigi berlubang. Akan tetapi, dosisinya harus tepat. Misalnya, anak-anak di bawah usia 3 tahun maka disarankan untuk menggunakan pasta gigi berfluorida setara dengan sebutir beras. Sedangkan untuk anak-anak berusia 3 hingga 6 tahun, maka jumlahnya hanya seukuran kacang.5. Terlambat membuat janji dengan dokter gigiPara ahli mengatakan bahwa mereka biasa melihat anak-anak berusia 2 atau 3 tahun memeriksakan diri ke dokter karena gigi berlubang dan infeksi. Salah satu alasannya, orangtua terlambat memeriksakan gigi anaknya ke dokter. Seharusnya, sejak gigi pertama tumbuh atau selambat-lambatnya pada ulang tahun pertama mereka, anak sudah diajak ke dokter gigi. Sesudahnya, kunjungan diulangi tiap enam bulan sekali.