Tabloid-Nakita.com - Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang sehat dan juga cerdas. Segala hal yang terbaik akan diberikan oleh Mama dan Papa. Akan tetapi, tanpa disadari, orangtua justru yang menyebabkan anak mengalami masalah serius terutama pada tubuhnya, baik dari segi kesehatan dan juga psikologisnya. Nah, tahukah Mama, jika kesalahan orangtua ini dapat memperbesar peluang anak terserang stroke.Dalam ikatan pernikahan, perceraian memang tak bisa dihindari. Setiap pasangan juga tidak menginginkan perpisahan, tapi berbagai alasan membuat Mama dan Papa memutuskan untuk bercerai. Rumah tangga yang runtuh berisiko besar dapat menimbulkan guncangan dan gangguan emosional pada anak. Tak hanya itu, orangtua yang bercerai akan lebih rentan membuat anak mengalami serangan stroke.Meski serangan stroke disebabkan oleh multifaktor, seperti kebiasaan merokok, kegemukan, dan kadar Kolesterol, fakta baru menunjukkan perceraian orangtua juga berkontribusi pada terjadinya stroke. Kesimpulan itu dibuat berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 13.000 orang Kanada. Sekitar 10 persen dari responden itu mengalami perceraian orangtua ketika mereka masih anak-anak atau remaja.Hasilnya ditemukan, bahwa anak yang menjadi korban perceraian orangtua dapat berisiko anak mengalami serangan stroke dua kali lebih besar.Seorang peneliti bernama Esme Fuller-Thomson mengatakan bahwa anak yang menjadi korban perceraian akan mengalami kondisi serba kekurang ketimbang dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang utuh. "Kemiskinan di masa kanak-kanak diketahui sangat berpengaruh pada kesehatan mereka di usia dewasa," kata profesor dari University of Toronto ini.Faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah kondisi stres kronik yang dialami oleh anak-anak akibat perceraian orangtua. "Stres kronik bisa mengganggu tubuh mengatur hormon stres, yakni kortisol. Hal ini bisa menyebabkan seseorang lebih rentan terkena penyakit," katanya.Meski secara statistik terbukti anak-anak itu menderita akibat perceraian kedua orangtuanya, tetapi menurut Thomson hal ini masih merupakan hipotesa awal. "Studi ini hanya menunjukkan kaitan antara perceraian dan stroke, bukan hubungan sebab akibat," katanya