5 Penyebab Stres Pada Anak

By Puri, Minggu, 27 September 2015 | 05:30 WIB
5 Penyebab Stres Pada Anak (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Stres seringkali dialami oleh orang dewasa. Tapi ternyata tak hanya orang dewasa saja yang bisa stres. Anak-anak pun rupanya juga dapat mengalami kondisi tersebut. Bahkan sebuah survei yang dilakukan di AS diketahui bahwa 72 persen anak-anak mengalami stres yang dapat terlihar dari perilaku negatif yang dilakukan oleh si kecil.Jika Ibu melihat anak mudah marah, menjauh dari teman-temannya, ada perubahan di sekolah, serta susah tidur. Ibu perlu mewaspadainya. Para ahli telah menunjukkan bahwa ada 5 faktor penyebab stres pada anak, diantaranya:1. Perkembangan yang terlalu cepatSekolah Taman Kanak-kanak (TK) kini telah berubah menjadi sekolah dasar kelas satu. Sekitar 20 tahun lalu, kegiatan utama sekolah TK hanyalah menggambar dan bermain. Kini, anak TK pun bisa pulang membawa PR. Kondisi dapat membuatnya tertekan hingga akhirnya mengalami stres.2. Jadwal yang padatDunianya anak-anak adalah bermain. Namun, bukan berarti si kecil tidak belajar atau melakukan aktivitas lainnya, seperti les. Padatnya aktivitas yang dijalani oleh si kecil dapat menyebabkan terjadinya stres. "Orangtua seharusnya peka pada apa yang dirasakan anak. Jika mereka tampak kelelahan dan stres, mungkin aktivitas itu terlalu banyak," Sandra Hassink, Presiden American Academy of Pediatrics.3. BullyBullying tidak hanya berbentuk kekerasan fisik dan verbal, tapi juga secara online. Anak-anak saat ini sudah akrab dengan berbagai media sosial dan mereka bisa membaca komentar-komentar negatif atau pun lelucon yang bersifat melecehkan dan hal tersebut dapat membuat ia stres.4. Kurang tidurBerbagai tekanan dan juga daya tarik media sosial bisa membuat anak kekurangan waktu tidur. Padahal, kurang tidur dalam jangka panjang bisa berpengaruh pada memori, mood, dan kemampuan mengambil keputusan.5. Masalah keluargaMasalah keluarga menjadi salah satu penyebab utama yang membuat anak mengalami stres, seperti perceraian orangtua dan keributan antara orangtua yang sering ia rasakan. Karena keluarga adalah penyangga utama anak. Saat orangtua tampak kesulitan menyelesaikan suatu masalah, anak akan lebih merasa tertekan.