Deteksi Gangguan Bipolar Sejak Balita

By Puri, Jumat, 14 Agustus 2015 | 07:00 WIB
Deteksi Gangguan Bipolar Sejak Balita (Puri)

Tabloid-Nakita.com - Gangguan bipolar merupakan masalah gangguan jiwa yang sempat menghebohkan masyarakat karena diderita oleh artis cantik Marshanda. Anak dengan sifat mudah marah, menentang, dan hiperaktif memiliki kecenderungan mengalami gangguan bipolar di kemudian hari. Tapi Ibu tak perlu khawatir karena gangguan bipolar dapat dideteksi sejak balita.Psikiater dari Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Nurmiati Amir, mengatakan, bayi sudah dapat menderita gangguan bipolar karena pada dasarnya gangguan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor keturunan atau genetika.

"Faktor keturunan berperan, yaitu 60 hingga 65 persen. Namun sering kali tidak serta diturunkan dari orangtua ke anak, tetapi skip dua generasi. Oleh karenanya, perlu adanya telaah ke dua generasi sebelumnya untuk menentukan seorang anak menderita gangguan bipolar dari faktor keturunan," ungkap Nurmiati.Nurmiati juga mengatakan, apabila seorang anak memiliki risiko untuk menderita gangguan bipolar dari faktor keturunan, maka ia harus berada dalam lingkungan yang kondusif agar tidak memperparah keadaan mentalnya. "Anak yang terkena pengaruh abuse dari lingkungannya lebih rentan terkena gangguan bipolar," katanya.Seperti namanya, bipolar berarti adalah dua kutub. Artinya, orang yang terkena gangguan ini pun akan mengalami perubahan mood yang dramatis, dari mood yang sangat bahagia atau dikenal dengan mania menjadi mood yang sangat sedih atau depresi.Perubahan ini dapat berlangsung dengan cepat tanpa adanya pengaruh keadaan tertentu. Namun, hal ini terjadi karena perubahan cepat dari kadar zat-zat kimia tertentu di otak, salah satunya dopamin. Gangguan bipolar memiliki lima episode yang berulang, yaitu depresi, campuran, eutimik, hipomania, dan mania. Waktu setiap episode ini tidak pasti, tergantung pada seberapa baik penanganan pada penderitanya.Meskipun rata-rata gangguan bipolar dapat terdeteksi pada usia dewasa, yaitu 20 tahun, Nurmiati mengatakan bahwa bayi pun perlu dicurigai terkena gangguan bipolar, terlebih jika si kecil menunjukkan tanda-tanda seperti mudah marah, menentang, hiperaktif, dan memiliki risiko dari faktor keturunan.

(KompasHealth)