Waspada, Ini Ciri-ciri Anak Korban Penganiayaan Seksual

By Ipoel , Selasa, 1 Maret 2016 | 09:00 WIB
Waspada, Ini Ciri-ciri Anak Korban Penganiayaan Seksual (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Kasus anak korban kekerasan seksual muncul silih berganti. Tak berapa lama kasus satu hilang, sudah muncul kasus baru. Pelaku pedofilia seolah bergentayangan di sekitar kita, sehingga bukan tidak mungkin si kecil menjadi korbannya. Semoga tidak ya Mama. Meski begitu, orangtua tetap perlu waspada sekaligus mengenali ciri-ciri anak korban penganiayaan seksual berikut ini: 

Para pakar memang mengatakan bahwa setiap anak merespons trauma dengan caranya masing-masing, akan tetapi ada beberapa perilaku yang umum terlihat korban pelecehan seksual. Beberapa tanda berikut ini bisa saja dipicu oleh faktor lain, seperti depresi. Karena itu sebaiknya orangtua tidak langsung menilai hanya dari satu tanda perilaku. Waspada juga dengan tanda-tanda lainnya. 

* Terjadi perubahan perilaku seksual. Semakin hal ini terlihat pada anak-anak yang lebih kecil, semakin tinggi kemungkinan hal itu berkaitan dengan penganiayaan seksual. "Salah satunya keinginan mendadak untuk menyentuh tubuh mereka, menyentuh tubuh anak-anak lain atau bahkan orang dewasa, ingin orangtuanya menyentuh mereka," ungkap Karel R. Amaranth, direktur pelaksana J.E. and Z.B. Butler Child Advocacy Center di The Children's Hospital at Montefiore Medical Center, New York. Hal ini sering kali dilakukan sebagai dorongan untuk menormalisasikan perilaku yang mereka alami dengan si penganiaya. Kadang-kadang hal ini juga merupakan tanda ketika anak dipertontonkan pada pornografi. 

* Terjadi perubahan rasa takut secara tiba-tiba, termasuk takut berada di sekitar orang tertentu, atau takut menghadiri aktivitas yang biasanya mereka sukai. "Preferensi yang kuat untuk tidak di sekitar, atau pergi bersama, atau ditinggalkan bersama orang tertentu seharusnya menimbulkan indeks perhatian bahwa sesuatu yang menyedihkan telah terjadi," kata Lucy Berliner, direktur Harborview Center for Sexual Assault & Traumatic Stress di Seattle, Washington. Yang juga perlu diingat, tambah Amaranth, bahwa anak sering kali sangat melindungi si penganiaya. Sehingga, kadang-kadang anak akan mencoba menyembunyikan identitas mereka, khususnya jika Anda bertanya mengenai hal itu.  

* Perubahan mendadak pada kepribadiannya, misalnya dari yang biasanya sangat tenang menjadi sangat agresif. Dari yang biasanya terbuka menjadi sangat pendiam dan menarik diri. 

* Kerap bertingkah, khususnya dalam mengekspresikan kemarahan dan agresi pada anak yang lain. Pada anak-anak yang masih kecil, hal ini terlihat ketika ia sedang bermain dengan mainannya, atau teman mainnya, dan kadang-kadang membuat mereka menjadi korban bully. Pada anak-anak yang lebih besar, kemarahan dapat diwujudkan dengan menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau alkohol. 

* Kebiasaan tidur yang berubah, seperti tidur lebih lama daripada biasanya, atau kesulitan tidur. "Anak-anak mungkin juga jadi terobsesi dengan kerahasiaan atau privasi, contohnya mengunci pintu kamar tidurnya," kata Donna Fielder, PhD, assistant professor dan pekerja sosial di LaSalle University, Pennsylvania. 

* Terobesi dengan api. "Ada koneksi antara ketertarikan dengan api dan penganiayaan, kemungkinan berkaitan dengan anak yang diseksualisasikan secara berlebihan akibat penganiayaan," tuturnya. Pada anak-anak yang masih kecil, ketertarikan pada api diwujudkan dengan gambar-gambar api, atau gambar-gambar yang menggunakan banyak warna merah. 

* Gambar anak-anak juga banyak menunjukkan tanda-tanda penganiayaan dan depresi yang menjadi akibatnya, jika gambar-gambar itu menunjukkan mereka yang seolah tak berarti dengan kehadiran orang-orang yang berkuasa. 

* Terjadi perubahan dalam kebiasaan makan, seperti makan berlebihan atau tidak nafsu makan. Amaranth mengatakan, remaja perempuan yang mengalami penganiayaan seksual berulang-ulang bisa menjadi anoreksia, atau menjadi gemuk, karena berharap mereka menjadi tidak menarik bagi penganiayanya. 

* Cari tahu apakah ada tanda-tanda fisik dari penganiayaan seksual, seperti penis yang tidak biasa, atau ada cairan vagina, rasa nyeri di area kelamin, memar di tubuh, atau luka yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, tanda-tanda pada tubuh, selalu ingin buang air kecil, atau justru sulit berkemih. "Jika Anda melihat salah satu dari tanda-tanda ini, segera bawa anak ke dokter," saran Amaranth. 

Perubahan signifikan apa pun dalam perilaku akan tampak tidak normal. Misalnya perubahan kepribadian, perilaku, kebiasaan, apa yang disuka dan tidak disuka, dan khususnya perubahan sikap terhadap sesuatu yang biasanya disukai anak, misalnya olahraga, menari, atau apapun. 

Dini Felicitas/WebMD 

FOTO: ANAKKORBAN.JPG - WEOWEIT.ORG