Tabloid-Nakita.com - Penyakit sindrom pernapasan akut MERS mengguncang Korea Selatan. 87 warga Korsel terpapar MERS dan 6 di antaranya meninggal dunia. Akankah wabah Mers mengancam anak Indonesia? Dilihat dari data kasus penyebaran penyakit disertai jumlah korban meninggal di atas, penyakit ini terkesan cukup berbahaya. Meski begitu, Kepala Balitbang Kesehatan Kemenkes sekaligus anggota WHO Emergency Committee on MERS CoV Tjandra Yoga Aditama membantahnya.
Ia mengutip sebuah jurnal internasional bertajuk Nature melansir lima analisa kasus MERS CoV merebak di Korsel. Analisa jurnal itu menyatakan, MERS di Korsel tidak akan menjadi ancaman global atau global threat. Alasannya, MERS CoV di Korsel masih tidak mudah menular antarmanusia. Asal tahu saja, dari laporan kasus pasien baru kemarin, berasal dari satu RS yang sama. Artinya, penularan MERS CoV di Korsel sampai saat ini hanya berlangsung di dalam rumah. Belum ada laporan kasus MERS CoV yang ada di luar rumah sakit. Kesimpulannya, MERS tidak mudah menular. Tjandra juga mengambil contoh kehebohan MERS Cov yang terjadi di Arab Saudi yang merebak tahun lalu. Ada kekhawatiran wabah MERS akan merebak ke seluruh penjuru dunia. Nyatanya, kekhawatiran itu tidak terjadi. Padahal ada ribuan jamaah haji di Arab Saudi, tapi tidak ada yang tertular. Analisa lain yang berujung kesimpulan MERS CoV di Korsel tidak akan menjadi ancaman global adalah, jumlah kasusnya sendiri. Saat ini outbreak kasus MERS CoV di Korsel baru terdeteksi 64 kasus. Sebagai perbandingan outbreak kasus MERS CoV di Arab Saudi pada 2014 lalu sudah mencapai ratusan kasus. Hal lainnya, fasilitas kesehatan dan tenaga medis di Korea Selatan sangat baik dan terlatih, sehingga dapat melakukan antisipasi atau pencegahan dini dari penularan MERS CoV. Meski tidak menjadi, ancaman, kewaspadaan tetap perlu ada, salah satunya dengan mengingatkan agar masyarakat yang akan berkunjung ke Korea Selatan lebih waspada.