Anak yang Tenggelam Berisiko Alami Gangguan Neurologis Berat

By Ipoel , Senin, 8 Juni 2015 | 09:00 WIB
Anak yang Tenggelam Berisiko Alami Gangguan Neurologis Berat (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Memang, sebagian besar kasus tenggelam terjadi  90% di sungai, danau, ataupun kolam renang dan 10% di laut. Namun, kita tetap harus hati-hati ya, Mama Papa. Pasalnya, sekalipun anak bermain air di dalam ember besar dengan kedalaman air hanya setinggi pusarnya dalam posisi duduk, namun bukan berarti ia akan terbebas dari risiko tenggelam ataupun hampir tenggelam. Kok anak bisa tenggelam di rumah sekalipun saat mandi.

Hal ini bisa terjadi jika anak, misalnya,terpeleset atau duduknya oleng sehingga membuatnya terjerembab dengan mulut dan hidung terendam air, yang mengakibatkan anak tak dapat bernapas. Jadi, yang dimaksud tenggelam bukan melulu berarti seluruh tubuh—dari ujung rambut sampai ujung kaki—berada di dalam air ya, Mama Papa.

Mengacu pada definisi WHO, “tenggelam” (drowning) merupakan suatu keadaan mati lemas kurang dari 24 jam akibat kekurangan oksigen di dalam air. Sedangkan “hampir tenggelam” (near drowning) adalah kondisi dapat bertahan hidup lebih dari 24 jam dari peristiwa tenggelam. Dengan demikian, tenggelam dan hampir tenggelam pada anak bisa terjadi pula di toilet, bakmandi, akuarium, bahkan di kubangan.

Sejak 1990 sampai 2000, tenggelam merupakan penyebab kematian kedua akibat kecelakaan tak disengaja pada anak usia 1—19 tahun di Amerika Serikat, dengan kelompok usia tertinggi adalah balita. Sedangkan hampir tenggelam berisiko menyebabkan terjadinya gangguan neurologis berat pada anak.

Anak yang masih memerlukan pertolongan resusitasi ketika sampai di RS, biasanya memiliki prognosis buruk, setidaknya setengah dari korban menderita gangguan neurologis yang signifikan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan merupakan cara terbaik untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat tenggelam pada anak. Pengawasan anak-anak ketika sedang berada dalam air merupakan strategi pencegahan utama.