Perhatikan ini Sebelum Mengadopsi Anak (2)

By Ipoel , Jumat, 5 Juni 2015 | 10:00 WIB
Perhatikan ini Sebelum Mengadopsi Anak (2) (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Ada banyak kemungkinan yang akan terjadi setelah mengadopsi anak. Pastikan orangtua menyiapkan segala sesuatunya sebelum mengadopsi anak berikut ini: 

* Memahami kondisi dan karakter anak adopsi dengan baik.

Anak-anak yang biasa tinggal di panti asuhan atau yayasan memiliki kecenderungan membentuk kepribadian atau karakter tersendiri. Mengapa? Karena anak-anak yang ”terbuang”, terlantar, disia-siakan, kurang mendapatkan perhatian, pernah mengalami kekerasan, dan sebagainya. Belum lagi jika anak-anak tersebut mempunyai suatu penyakit atau kelainan bawaan baik yang diketahui dan tidak.

Orangtua adopsi harus bisa memahami karakter anakanak seperti itu dengan baik, juga sanggup menerima kondisi mereka. Apalagi, biasanya anakanak yang usianya cukup besar sudah membentuk karakter yang memiliki kompleksitas, dibandingkan anak di usia bayi atau batita karena mereka belum sempat menyadari bila ia tidak punya orangtua.

Bagaimana kondisi kesehatan anak juga harus diketahui orangtua dengan baik agar mereka bisa lebih siap menerimanya. Libatkan dokter untuk memastikan kondisinya. Kalaupun kesehatan anak menurun kemudian, orangtua adopsi harus bisa siap menerimanya. Karena ini merupakan risiko dari mengadopsi anak.

* Perlu kesiapan untuk memberitahu kenyataan pada diri si anak nantinya.

Memberitahu identitas anak adopsi tetap perlu dilakukan orangtua sebagai pemenuhan hak anak. Waktunya ditentukan dengan melihat kesiapan mental anak. Kesiapan ini dipengaruhi pula oleh pola interaksi orangtua dan anaknya selama ini. Jika selama ini hubungan mereka baik, anak merasa nyaman maka di usia remajanya sekitar 13-14 tahun anak bisa lebih siap menerimanya.

Bahkan bila mental dan emosi anak lebih siap maka dia semakin bisa lebih cepat menerima kenyataan tersebut.

* Perlu mengedukasi masyarakat/ lingkungan di sekitar.

Orangtua harus bisa mengendalikan lingkungan untuk menjaga perasaan si anak adopsinya. Masyarakat di sekitar/lingkungan keluarga juga seharusnya ikut bertanggung jawab dalam membentuk karakter yang sehat pada diri anak adopsi tersebut. Tak perlu menatap dengan aneh, bersikap tidak ramah atau kelewat ramah, misalnya. Tak perlu memberi tahu orang-orang yang bukan merupakan bagian dari keluarga bahwa anak tersebut merupakan hasil adopsi. Orangtua harus bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak usil dan memilihkan lingkungan yang tidak mempersoalkan statusnya.