Pagi itu (10/5), Atrium Royal Plaza Surabaya terlihat meriah. Deretan kursi berbalut kain putih sudah penuh terisi pengunjung yang terdiri atas keluarga, awak media, dan para tamu undangan. Ya, merekaterlihat antusias mengikuti acara Kampanye Sehat Nestlé Indonesia yang bekerjasama dengan nakita.
Setelah diawali dengan Senam Tanggap DANCOW Batita, rangkaian acara pun dimulai. Nur Shilla Christianto, Head of Corporate Communication PT Nestlé Indonesia mengungkapkan, “Data dari WHO tahun 2014 mengungkapkan, 71% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit degeneratif, yang celakanya banyak diderita masyarakat berusia produktif.”
Menyambung Shilla, dalam sambutannya, Lita Mardjuni, Head of Marketing Services Nestlé Indonesia menuturkan, Nestlé Indonesia secara rutin menggelar Kampanye Sehat Nestlé dengan tiga pilar, yaitu diet yang seimbang, bergerak aktif, dan relaksasi. Ini sesuai dengan misi Nestlé Indonesia sebagai perusahaan makanan dan minuman terkemuka untuk mewujudkan masyakarat Indonesia yang lebih sehat, sekaligus mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif. Kampanye Sehat Nestlé Indonesia ini digelar 5 di kota, yaitu Surabaya, Jakarta, Manado, Medan, dan Balikpapan.
Sedangkan Associate Director Groceries PT Matahari Putra Prima Tbk. Sanny Hartono menjelaskan, “Kerja sama dengan Nestlé Indonesia ini telah terjalin sejak tahun lalu. Sejatinya, kampanye ini tidak hanya digelar di 5 kota besar, tapi juga di seluruh jaringan Hypermart, sehingga kampanye untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dapat terwujud. Kami bangga bisa bekerja sama dengan Nestlé untuk mewujudkan Indonesia yang lebihsehat.”
KETAHUI MENU DI PIRINGMU
Kampanye Sehat Nestlé kali ini mengangkat tema, ”Knowing Your Portion” dengan pembicara utama dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK. ”Indonesia memiliki dua masalah gizi alias double burdens, yaitu gizi buruk sekaligus gizi lebih. Penderita gizi buruk di Indonesia mencapai 19,6% dari jumlah penduduk, sedangkan yang menderita gizi lebih mencapai 52,6% alias tiga kali lipatnya. Tidak heran kalau jumlah penderita berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan lainnya meningkat,” paparnya.
Menurut Dr. Inge, dua masalah kesehatan tadi dikarenakan pola makan yang tidak sehat. ”Kita lebih senang makan enak yang kaya lemak, gula, dan garam. Selain itu, anak-anak juga minim aktivitas fisik, lebih senang bermain game,” ungkapnya.
Untuk menyiasatinya, keluarga Indonesia harus secara konsisten menerapkan pola makan sehat. ”Terapkan healthy eating, yaitu perhatikan porsi setiap makanan yang dikonsumsi,” ungkap Dr. Inge sambil menunjukkan piring yang menjadi ikon ”Nestlé Healthy Portion” yang terdiri atas empat bagian. ”Lihat di piring ini, bagian pertama yaitu porsi karbohidrat berupa nasi, mi, pasta atau umbi-umbian hanya menempati seperempat bagian. Lalu kedua, porsi protein yang bisa berupa daging, telur, ikan, susu, atau kacang-kacangan yang umumnya sudah mengandung lemak yang juga mendapat bagian seperempatnya. Porsi dengan bagian terbesar, yaitu mencapai dua perempat alias setengah dari keseluruhan piring adalah buah dan sayur. Asupan gula dan garam hanya dibutuhkan sedikit. Jangan lupa untuk mengonsumsi air minum 8 gelas per hari. Juga baca setiap label makanan yang dibeli, sehingga kita tahu berapa kandungan setiap zat gizi di dalamnya.”
Hal penting lain, timbang berat badan secara teratur karena berat badan adalah indikator kesehatan dan status gizi seseorang. ”Tidak harus tiap hari, tapi minimal seminggu sekali,” kata Dr. Inge. ”Resep lain agar hidup sehat, yaitu jauhi stres, istirahat cukup, dan ciptakan lingkungan sehat.”
Ayu Dewi yang merupakan presenter di acara itu juga berbagi pengalaman dalam menjaga pola hidup sehat keluarganya. Dengan gaya khasnya yang lugas dan penuh canda ia berujar, ”Peran ibu sangat vital karena dia yang menyediakan menu harian untuk keluarganya. Hanya saja, jadi ibu muda itu susupa, alias susah susah gampang. Yang susah, bagaimana menjaga hidup sehat tapi fun.”
Selain aktivitas fisik dan cukup istirahat, Ayu membiasakan anaknya Aqila untuk mengonsumsi serat tiap hari. ”Banyak yang heran anak saya senang buah yang asam kayak stroberi. Camilannya juga kismis.” Selain pola hidup seimbang, Ayu juga menekankan pentingnya menjaga kantong agar seimbang. ”Kalau bokek, susah juga beli makanan sehat,” ujarnya sambil tergelak.
Pada kesempatan itu, diluncurkan juga aplikasi kesehatan yang dapat dinikmati melalui gadget, yaitu Nestlé Healthy Steps. Ayu Dewi, Dr Inge Permadhi, Sanny Hartono, dan Lita Mardjuni menghantarkan peluncuran ini dengan mencobanya. Antara lain fitur Nestlé Healthy Portion untuk mengetahui apakah menu harian yang kita santap sudah seimbang. Lalu, Body Mass Index Calculator untuk mengetahui berat badan ideal, Check the Label untuk membiasakan masyarakat agar membaca label produk makanan yang dibeli, Steps Tracker untuk memotivasi gerak aktif setiap hari, dan Whats on Your Plate berupa fitur untuk berbagi menu makanan di media sosial.
Teks & Foto: Saeful Imam